Moskow (ANTARA) - Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) pada Jumat (18/7) mengonfirmasi adanya kasus-kasus eksekusi, penculikan, perusakan properti pribadi serta penjarahan rumah-rumah yang terjadi di Suwayda, Suriah.
"Berbagai laporan kredibel yang telah diterima oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengindikasikan adanya pelanggaran dan perlakuan kejam, seperti eksekusi dan pembunuhan sewenang-wenang, penculikan, perusakan properti pribadi serta penjarahan rumah," kata OHCHR melalui pernyataan.
Menurut dia, para pelaku yang dilaporkan termasuk sekumpulan anggota pasukan keamanan dan individu-individu yang bersengkokol dengan otoritas sementara serta elemen bersenjata lainnya dari daerah tersebut seperti kelompok Druze dan Bedouins.
Otoritas interim Suriah harus meminta pertanggungjawaban mereka atas pembunuhan yang terjadi di kota tersebut, tambahnya.
Pemerintah Suriah telah menarik pasukannya dari wilayah Suwayda untuk mencegah eskalasi lebih lanjut, menurut laporan media lokal pada Jumat (18/7).
Langkah itu dinilai sebagai respons terhadap upaya mediasi Amerika Serikat dan negara-negara Arab.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, mengutip pernyataan dari kantor kepresidenan yang menyebutkan bahwa keputusan untuk menarik pasukan sebagai komitmen pemerintah Suriah untuk menghindari eskalasi lebih lanjut,
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Erdogan sebut Turkiye tak akan biarkan perpecahan di Suriah
Baca juga: Sambut mediasi AS, pemerintah Suriah tarik pasukan dari Suwayda
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.