Kunming (ANTARA) - Di pusat kota Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, sebuah pasar malam yang semarak memadukan cita rasa khas Taiwan dengan pesona Yunnan.
Di bawah gapura yang diterangi lentera, Chen Chi-han sibuk menyiapkan sosis ketan khas Taiwan buatannya yang terkenal, sementara sang putra Yeh Yu-hsiang menyajikan hidangan rebusan di dekatnya. Suasana meriah di "Jalan Taipei" (Taipei Street) yang baru dibuka di Kunming ini sangat mirip dengan kios lama mereka di Pasar Malam Monga, Taipei.
"Dahulu di Taipei, kami tinggal di Jalan Kunming, sedangkan di Kunming, kami tinggal di Jalan Taipei. Rasanya seperti pulang ke rumah," kata Chen.
Tahun lalu, Chen, yang juga merupakan direktur Pasar Malam Monga, diundang untuk mengunjungi Kunming dan terinspirasi untuk membawa jajanan autentik Taiwan ke kota ini. Dalam hitungan bulan, visinya terwujud ketika dirinya, putranya, dan lebih dari 60 pedagang lainnya dari Taiwan menjadi yang pertama menyeberangi Selat Taiwan untuk menjalankan usaha unik ini.

Jalan sepanjang 138 meter yang dipenuhi aneka jajanan ini dikembangkan bersama oleh biro kebudayaan dan pariwisata dan sejumlah departemen lainnya di Kunming serta para pengusaha dari Taiwan.
Dagangan di kios milik Chen Chi-han sering habis terjual, dengan 250 porsi sosis khasnya yang disajikan dengan nasi ketan ludes diborong pembeli.
Sejak dibuka pada April, jalan ini memiliki 29 kios, yang seluruhnya dioperasikan oleh warga dari Taiwan, menarik rata-rata 10.000 pengunjung setiap harinya.
"Orang-orang di sini menyukai jajanan Taiwan. Mereka biasanya menghabiskan sekitar 30 hingga 40 yuan (1 yuan = Rp2.264) per orang setiap kali berkunjung," kata Chen Chii-jaan, manajer perusahaan pariwisata budaya Yuntai yang berbasis di Kunming dan mengelola jalan tersebut.

Dagangan di kios milik Chen Chi-han sering habis terjual, dengan 250 porsi sosis khasnya yang disajikan dengan nasi ketan ludes diborong pembeli.
Selain cita rasanya, jalan ini juga memancarkan keramahan khas Taiwan. Pengunjung dapat mendengar para pedagang menyapa dengan riang, menyajikan makanan, dan mengharapkan pelanggan kembali dengan aksen Taiwan yang merdu.
"Warga lokal mengantre, mengobrol dengan saya, dan menyimpan akun WeChat saya. Saya sudah mendapat lebih dari 100 teman baru," ujarnya sambil tersenyum.
Di dekatnya, penjual es serut Peng Chun-chang dan sang istri Wang Yan, warga China Daratan dari kota Chengdu, bekerja berdampingan. Kisah cinta mereka dimulai di Pasar Malam Monga, dan kini bisnis mereka berkembang pesat di Kunming.
"Memanfaatkan bahan lokal dengan teknik khas Taiwan membantu menekan biaya dan meningkatkan penjualan," kata Peng.

Selain cita rasanya, jalan ini juga memancarkan keramahan khas Taiwan. Pengunjung dapat mendengar para pedagang menyapa dengan riang, menyajikan makanan, dan mengharapkan pelanggan kembali dengan aksen Taiwan yang merdu
"Rasanya seperti masuk ke dalam adegan pasar malam dalam drama televisi Taiwan," kata Ye Qing, seorang wisatawan dari Provinsi Sichuan.
Jalan yang ramai ini menjadi gambaran kecil dari eratnya pertukaran antarmasyarakat antara China Daratan dan Taiwan.
Pada 2024, pertukaran lintas Selat melonjak, mencapai 4,4 juta perjalanan dengan peningkatan sebesar 53,8 persen. Di antaranya, sebanyak 4,02 juta orang dari Taiwan mengunjungi China Daratan, naik 54,3 persen, sementara 382.000 warga China Daratan melakukan perjalanan ke Taiwan, naik 49,2 persen.
"Koneksi dimulai dari makanan. Saat orang berjalan-jalan, makan, dan mengobrol, pemahaman pun tumbuh secara alami," kata Huang Feng-Hui, yang bekerja di bidang layanan investasi di Yuntai.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.