Pameran China-ASEAN dorong kerja sama keuangan hijau-ekonomi digital

2 hours ago 1

Bangkok (ANTARA) - Pameran China-ASEAN (China-ASEAN Expo) ke-22 berfungsi sebagai sebuah platform bagi para pelaku bisnis ASEAN untuk merasakan secara langsung perkembangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) yang canggih, dan juga beragam teknologi hijau China.

Hal ini menginspirasi perusahaan-perusahaan Thailand untuk mengadopsi teknologi AI China, demikian disampaikan seorang bankir Thailand, seraya membidik kerja sama lebih lanjut antara Thailand dan China di bidang keuangan hijau dan ekonomi digital.

"Pameran tahun ini tidak hanya berbagi kemajuan AI, tetapi juga memicu imajinasi untuk menciptakan bisnis-bisnis baru," ujar Wakil Presiden Eksekutif bank terkemuka Thailand Kasikornbank Suwat Techawatanawana dalam wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.

Menurut Suwat, China telah membuat kemajuan signifikan di bidang AI, terbukti dari posisinya yang terdepan dalam teknologi robotika dan perangkat AI yang dipamerkan pada ajang tersebut.

Teknologi-teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan memangkas biaya. Thailand pun semakin tertarik dalam berbagai penerapan AI.

Sebuah robot mendemonstrasikan keterampilan menghindari rintangan di Pusat Konvensi dan Pameran Internasional Nanning di Nanning, ibu kota Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan, 19 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Zhang Ailin)

Bankir tersebut menyebutkan bahwa Thailand menyoroti delapan provinsi barat di zona "Kota Penuh Pesona" (City of Charm) pada pameran tahun ini, mengundang wisatawan dan profesional bisnis dari China untuk mengeksplorasi potensi pembangunan dan peluang investasi lokal.

Di saat yang sama, berbagai area ekshibisi pameran untuk perdagangan komoditas, perdagangan jasa, dan kerja sama investasi akan memberikan umpan balik yang berharga bagi para pelaku bisnis guna mengembangkan operasional dan pertukaran ekonomi mereka.

Menurut bankir tersebut, seiring dengan semakin diakuinya kemajuan China dalam kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) dan panel surya, Kasikornbank siap memberikan dukungan teknis kepada kliennya dan berharap dapat meningkatkan usaha patungan serta kerja sama dengan perusahaan-perusahaan China.

Suwat yakin bahwa dengan peningkatan Kawasan Perdagangan Bebas China-ASEAN (China-ASEAN Free Trade Area/CAFTA) ke versi 3.0 yang akan datang, industri seperti pangan, produk pertanian, pariwisata, logistik, dan e-commerce digital akan menjadi sektor pertama yang merasakan manfaatnya.

"CAFTA 3.0 akan menjadi titik awal yang kuat untuk mengembangkan ekonomi digital, e-commerce, ekonomi hijau, dan keberlanjutan, yang pada akhirnya akan mendorong konektivitas di antara usaha kecil dan menengah di seluruh negara partisipan," ujar Suwat.

Stan yang memamerkan kendaraan energi baru produksi Liuzhou selama Pameran China-ASEAN ke-22 di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan, 20 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Hu Qiusi)

Suwat menambahkan bahwa Kasikornbank berencana untuk menerbitkan pinjaman senilai 200 miliar baht (1 baht = Rp520) untuk keuangan hijau dan akan terus menerbitkan obligasi hijau.

Dalam ekonomi digital, Kasikornbank mengoperasikan sebuah platform pembayaran yang menghubungkan para pelaku bisnis dan menyadari pentingnya pembayaran lintas perbatasan.

"Dengan menghubungkan masyarakat dan pelaku bisnis, kami dapat bertindak sebagai pemimpin, pendukung, dan pencocok bisnis, yang mendorong kemajuan dalam waktu dekat," kata Suwat.

Sebuah robot humanoid bertinju dengan seorang pengunjung di Pusat Konvensi dan Pameran Internasional Nanning di Nanning, ibu kota Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan, 19 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Zhou Tinglu)

Data resmi menunjukkan bahwa China dan ASEAN telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain selama beberapa tahun berturut-turut.

"Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, saya berharap dapat menyaksikan lebih banyak terobosan dalam teknologi digital dan sentuhan manusia dalam kerja sama ASEAN-China," ungkap Suwat

Bankir itu menekankan pentingnya membantu perusahaan memanfaatkan teknologi China secara lebih baik dengan dukungan integrasi tanpa hambatan dari mahadata (big data) dan teknologi lainnya, sekaligus memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah China maupun sektor swasta, termasuk lembaga keuangan, agar pelaku bisnis dan individu dapat mengakses teknologi yang lebih efisien dan terjangkau.

"Kasikornbank berambisi menjadi bank regional dan jembatan antara perekonomian China, sektor swasta, dan publik, menjaga hubungan baik, serta menciptakan ekosistem ekonomi baru," kata Suwat.

Ia menekankan bahwa melalui koordinasi dan pengembangan yang berkelanjutan, masyarakat China dan negara-negara ASEAN pada akhirnya akan mendapatkan manfaat, yang turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional.

Pewarta: Xinhua
Editor: Indra Arief Pribadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |