Orang tua butuh literasi digital cegah anak kecanduan gadget

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan mengatakan orang tua secara aktif butuh dibekali literasi digital agar dapat membimbing dengan bijak dan mencegah anaknya kecanduan gadget.

Menurutnya literasi digital pada orang tua idealnya perlu dipelajari mandiri agar orang tua dapat membentuk kebiasaan anak dalam mengakses gadget, namun di tengah kesenjangan pemahaman digitalisasi antargenerasi dibutuhkan peran pihak ketiga agar literasi digital bisa didapatkan oleh orang tua.

"Idealnya memang seperti itu (orang tua meliterasi dirinya secara mandiri), tapi ini biasanya dilakukan oleh orang tua yang canggih, tidak semua orang tua dalam keadaan ideal. Sehingga perlu introduksi dari negara, sosialisasi tentang literasi digital atau dari komunitas yang paham dan mau berbagi tentang hal itu," kata Firman kepada ANTARA, Kamis.

Baca juga: Waktu yang tepat cari pertolongan ahli atasi remaja kecanduan gadget

Literasi digital yang dimaksud dan perlu dipahami orang tua tidak hanya tentang bagaimana cara menggunakan gadget untuk berselancar di ruang digital tapi juga cara menggunakannya agar menjadi kegiatan produktif.

Orang tua harus memahami dan mengajarkan agar anak secara bijak menggunakan internet di gadget untuk hal-hal sarat edukasi dan tidak hanya mencari hiburan semata sehingga anak tidak mengalami ketergantungan pada dunia di dalam layar.

"Jadi diajarkan internet tidak hanya untuk hiburan saja tapi banyak penggunaan produktif di baliknya. Bahwa sampai ada pengguna anak atau remaja yang kecanduan gadget dan mengalami kesepian itu bisa terjadi karena adanya interaksi intens dengan gadget yang terbilang palsu," katanya.

Baca juga: Kiat buat interaksi hangat dengan remaja agar tak kecanduan gawai

Bersamaan dengan pengenalan pemanfaatan internet yang sehat, Firman berpendapat orang tua ataupun pengawas anak maupun remaja juga harus bisa membuat aktivitas fisik di dunia nyata yang berarti sehingga anak tidak mengalami kecanduan gadget.

Apalagi mengingat generasi muda saat ini memiliki pemahaman akses gadget yang lebih mahir, maka orang tua justru harus bisa mengimbangi interaksi sosial sang buah hati dengan lebih banyak kegiatan langsung yang dilakukan bersama-sama oleh keluarga.

"Orang tua tentunya harus membuat relasi yang tidak kalah menarik dengan apa yang ditawarkan oleh perangkat digital, misalnya bermain di luar rumah atau bermain bersama teman-temannya," ujar Firman.

Baca juga: Penggunaan gadget oleh orang tua bisa ciptakan pola serupa pada anak

Sebelumnya diberitakan, dalam acara diskusi pada Selasa (30/9), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan dari 68 juta remaja dengan rentang usia 10-24 tahun sebanyak 34 persen di antaranya mengalami kecanduan gadget dan menyebabkan remaja merasa kesepian.

Wihaji juga menyebutkan bahwa satu dari empat remaja mengalami stres hingga mengganggu kesehatan mentalnya karena penggunaan gawai yang mendominasi dalam kegiatan sehari-hari.

Menurutnya kondisi ini bisa diintervensi salah satunya dengan komunikasi yang hangat dari keluarga dengan sang remaja.

Baca juga: Strategi mengelola kecanduan gadget pada anak

Baca juga: Anak kecanduan gawai berisiko depresi hingga narsistik

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |