Jakarta (ANTARA) - Emiten alat kesehatan terintegrasi nasional, PT Jayamas Medica Industri Tbk (Omed) membukukan pendapatan sebesar Rp436,3 miliar pada kuartal I 2025, meningkat dari Rp427,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih tumbuh 15,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp73,1 miliar, dengan marjin 16,8 persen.
EBITDA turut meningkat menjadi Rp98,4 miliar, mencerminkan marjin sehat sebesar 22,6 persen, didorong oleh efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang disiplin.
"Kinerja kuartal pertama ini merefleksikan kekuatan fundamental Omed dalam menghadapi tantangan pasar," ujar Direktur Sales & Marketing Omed Louis Hartanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Usai melantai di BEI, OneMed siap dukung peningkatan layanan kesehatan
Louis mengatakan pertumbuhan juga tercermin dari sisi operasional. Volume penjualan naik 4,21 persen yoy menjadi 611,3 juta unit, ditopang oleh segmen Biotech and Lab (41 persen) dan Wound Care (8,65 persen).
Dari sisi harga jual, Omed menunjukkan daya tawar yang kuat dengan peningkatan average selling price pada segmen Hospital Furniture (71,5 persen) dan Walking Aids & Rehab (6,11 persen), yang turut memperkuat profitabilitas perusahaan.
Dari sisi produk, Omed mencatatkan gross margin yang solid di sejumlah kategori utama, yakni Disposable and Medical Consumables (32,9 persen), Wound Care (43,6 persen), serta Antiseptic and Dialysis Fluid (43 persen).
Kinerja ini mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menyeimbangkan efisiensi biaya produksi dengan penawaran produk bernilai tambah yang sesuai dengan kebutuhan pasar domestik.
Dari sisi neraca, perusahaan mencatat pertumbuhan aset menjadi Rp2,94 triliun per akhir Maret 2025, meningkat 3,9 persen dibandingkan posisi akhir 2024 sebesar Rp2,83 triliun.
Liabilitas perusahaan turut mengalami kenaikan menjadi Rp368 miliar, tumbuh 11,5 persen dari Rp330 miliar pada akhir 2024, namun tetap dalam batas struktur permodalan yang konservatif. Rasio utang terhadap ekuitas (DER) tercatat rendah di level 0,14 kali, mencerminkan profil risiko yang sehat serta pengelolaan keuangan yang hati-hati.
Sementara itu, interest-bearing debt ratio juga sangat rendah, hanya sebesar 0,06 kali terhadap ekuitas, menegaskan minimnya ketergantungan perusahaan pada utang berbunga. Komposisi liabilitas Omed pun didominasi oleh utang dagang, sehingga struktur pendanaan tetap efisien dan tidak membebani arus kas dengan beban bunga.
Di sisi lain, ekuitas turut meningkat 2,8 persen menjadi Rp2,56 triliun dari Rp2,49 triliun pada akhir tahun sebelumnya, mencerminkan akumulasi laba serta penguatan posisi keuangan yang solid dan berkelanjutan.
Melihat ke depan, Omed tengah memasuki fase baru ekspansi internasional yang menjanjikan. Kenaikan tarif impor Amerika Serikat (AS) sebesar 245 persen terhadap produk jarum suntik asal Tiongkok telah menciptakan peluang strategis bagi produsen alat kesehatan dari negara-negara alternatif, termasuk Indonesia.
Merespons pergeseran rantai pasok global ini, Louis menuturkan Omed mulai mendapatkan minat yang signifikan dari calon pembeli di pasar Amerika Serikat untuk produk jarum suntiknya.
Potensi ekspor ini memperkuat posisi Omed sebagai pelaku penting dalam rantai suplai alat kesehatan global, sekaligus membuka babak baru pertumbuhan berbasis ekspor di tengah meningkatnya permintaan internasional terhadap produsen yang andal dan efisien dari kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Perusahaan alat kesehatan Jayamas Medica resmi melantai di bursa
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025