OJK sebut piutang pembiayaan naik 6,04 persen yoy pada Januari 2025

5 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (PP) tumbuh menjadi Rp504,33 triliun per Januari 2025, atau sebesar 6,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 6,04 persen yoy pada Januari 2025 menjadi Rp504,33 triliun, didukung pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 10,77 persen yoy,” ucap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman.

Ia mengatakan di Jakarta, Selasa sore (4/3), bahwa profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga dengan rasio pembiayaan macet atau nonperforming financing (NPF) gross tercatat sebesar 2,96 persen dan NPF net sebesar 0,93 persen.

Baca juga: OJK: Perusahaan pegadaian dan pembiayaan UKM wajib jadi pelapor SLIK

Sementara rasio antara utang dan ekuitas perusahaan pembiayaan atau gearing ratio turun menjadi sebesar 2,21 kali dibandingkan rasio pada Desember 2024 yang tercatat sebesar 2,31 kali, masih jauh berada batas maksimum sebesar 10 kali.

Agusman menyatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan modal ventura pada Januari 2025 terkontraksi sebesar 3,58 persen yoy, lebih baik daripada kondisi pada Desember 2024 dengan kontraksi sebesar 8,65 persen yoy, dengan nilai pembiayaan tercatat senilai Rp15,81 triliun.

“Kemudian, pada industri fintech peer-to-peer (P2P) lending, outstanding pembiayaan di Januari 2025 tumbuh 29,94 persen yoy, dengan nominal senilai Rp78,50 triliun,” katanya.

Ia menuturkan bahwa tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) industri fintech lending atau pinjaman daring dalam kondisi terjaga stabil di posisi 2,52 persen, membaik dari Desember 2024 yang sebesar 2,60 persen.

Baca juga: OJK dukung perusahaan pembiayaan kolaborasi dengan SMF dan BP Tapera

Sedangkan berdasarkan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada Januari 2025 meningkat sebesar 41,9 persen yoy, naik dari 37,6 persen yoy pada Desember 2024, atau menjadi Rp7,12 triliun dengan NPF gross sebesar 3,37 persen.

Sementara terkait 21 koperasi di sektor jasa keuangan (koperasi open loop) yang telah dialihkan pengaturan dan pengawasannya kepada OJK, Agusman mengatakan bahwa nilai asetnya mencapai Rp339,12 miliar dengan pembiayaan yang telah disalurkan senilai Rp209,77 miliar.

“Sedangkan terhadap tiga koperasi open loop yang belum berizin di OJK, OJK telah menyampaikan surat pemberitahuan perpanjangan proses pengajuan izin usaha sebagai LJK (lembaga jasa keuangan),” imbuhnya.

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |