Mitigasi risiko, OJK minta bank selalu jaga ketersediaan alat likuid

8 hours ago 6
Perilaku konservatif masyarakat dapat dipahami dan merupakan salah satu mekanisme yang wajar di tengah dinamika ekonomi saat ini

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta industri perbankan selalu menjaga ketersediaan alat likuid dalam rangka memitigasi risiko likuiditas, salah satunya melalui penyampaian kondisi likuiditas secara rutin dan monitor kondisi likuiditas secara intensif.

“Selain itu, kami juga meminta bank melakukan uji ketahanan atau stress test untuk mengukur ketersediaan likuiditas perbankan secara forward looking untuk melengkapi stress test yang dilakukan OJK terhadap seluruh bank umum,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) April 2025 di Jakarta, Jumat.

Adapun hingga Maret 2025, posisi dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 4,75 persen year on year (yoy) menjadi sebesar Rp9.010 triliun.

OJK melihat bahwa pertumbuhan DPK pada triwulan I 2025 masih cukup baik, di mana secara year to date (ytd) masih tumbuh sebesar 1,96 persen.

Dian mengatakan pertumbuhan DPK pada awal tahun dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti realisasi anggaran pemerintah, kebutuhan perusahaan untuk membayar THR dan dividen, serta minat konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, ia mengamini adanya kecenderungan masyarakat untuk berperilaku konservatif dan memilih untuk menyimpan dana dan berinvestasi pada instrumen yang berisiko rendah, seperti emas dan Surat Berharga Negara (SBN), di tengah volatilitas pasar keuangan yang cukup tinggi serta kondisi ekonomi global yang belum stabil.

“Perilaku konservatif masyarakat dapat dipahami dan merupakan salah satu mekanisme yang wajar di tengah dinamika ekonomi saat ini,” kata Dian.

Ia meyakini ke depan DPK perbankan akan tumbuh sejalan dengan ketersediaan likuiditas baik global maupun domestik, utamanya dipengaruhi oleh laju penurunan suku bunga global.

Ketidakpastian global telah mempengaruhi keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Mei 2025.

Namun, Dian melihat bahwa tren suku bunga yang masih menurun di masa mendatang akan mendorong pendanaan dan menopang peningkatan likuiditas perbankan.

Adapun likuiditas industri perbankan pada Maret 2025 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 116,05 persen dan 26,22 persen, masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. Sedangkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 204,77 persen.

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang berada di level tinggi sebesar 25,43 persen (Februari 2025: 26,95 persen).

Rasio CAR yang kuat ini dinilai menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.

Baca juga: OJK menilai prospek IPO bagi perbankan tahun ini masih positif

Baca juga: OJK sebut sisa dana jaminan dicairkan untuk penuhi kewajiban Jiwasraya

Baca juga: OJK: Kredit bank tumbuh 9,16 persen capai Rp7.908,42 triliun per Maret

Baca juga: OJK: Modal asing keluar pasar saham RI Rp50,72 triliun hingga April

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |