OJK cegah greenwashing lewat 'sustainability disclosure'

2 days ago 5
OJK telah mendorong penerapan Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS), khususnya di sektor perbankan,

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencegah praktik greenwashing melalui penguatan pengungkapan keberlanjutan atau sustainability disclosure, yang menuntut transparansi untuk mendorong akuntabilitas pasar.

Greenwashing adalah strategi pemasaran atau komunikasi untuk membuat sesuatu tampak lebih berkelanjutan dibanding kenyataannya.

“OJK memperkuat standar transparansi untuk mendorong akuntabilitas pasar dan mencegah praktik greenwashing,” ujar Direktur Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) R. Joko Siswanto dalam acara Green Economy Outlook 2026 secara daring, dipantau dari Jakarta, Kamis.

Kedua standar itu, lanjut dia, mewajibkan integrasi risiko keberlanjutan dalam tata kelola, serta pelaporan keuangan.

Baca juga: OJK akan terbitkan TKBI versi ketiga pada awal 2026

Joko membidik agar ke depannya, kualitas pengungkapan keberlanjutan atau sustainability disclosure menjadi unsur strategis bagi daya saing lembaga jasa keuangan, terutama dalam menarik pendanaan berkelanjutan dan investasi internasional.

Oleh karena itu, pengungkapan keberlanjutan menjadi salah satu fokus utama kebijakan keuangan berkelanjutan OJK.

Selain pengungkapan keberlanjutan, kebijakan keuangan berkelanjutan OJK juga fokus melakukan integrasi manajemen risiko iklim dalam proses bisnis.

“OJK telah mendorong penerapan Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS), khususnya di sektor perbankan,” kata dia.

Baca juga: OJK ungkap dua alasan UMKM sulit peroleh akses pembiayaan

Ke depan, OJK akan mengembangkan CRMS di sektor jasa keuangan lainnya. OJK juga sedang menyempurnakan kerangka CRMS dengan skenario iklim yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia.

Kemudian, fokus kebijakan keuangan berkelanjutan OJK yang ketiga adalah penguatan kapasitas dan literasi Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola) (ESG) di seluruh tingkat organisasi.

OJK mendorong pelaku ekonomi sektor keuangan, emiten, dan perusahaan publik untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM), memperkuat infrastruktur pendukung, serta mengakselerasi pemanfaatan data keberlanjutan.

“OJK juga akan terus memperluas program peningkatan kapasitas dan kerja sama lintas sektor agar kesiapan industri, khususnya perbankan, semakin optimal,” ucap Joko.

Baca juga: OJK beri kebijakan khusus bagi debitur terdampak bencana di Sumatera

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |