Nestle lakukan pendampingan gizi anak kurangi risiko stunting

1 month ago 13

Jakarta (ANTARA) - PT Nestle Indonesia mendukung agenda pemerintah melalui program Pendampingan Gizi sebagai intervensi kurangi risiko stunting pada anak di Indonesia.

"Melalui program Pendampingan Gizi, kami berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mencegah risiko stunting di Indonesia, khususnya pada kelompok anak usia dini yang paling rentan," kata Corporate Affairs & Sustainability Director PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu dalam keterangan pers yang diterima, Jumat.

Ia mengatakan program ini dirancang secara holistik, tidak hanya melalui pemberian makanan tambahan berbasis protein hewani seperti susu dan telur, tetapi juga edukasi dan pendampingan gizi kepada keluarga dan kader.

Program Pendampingan Gizi ini menyasar anak usia 1 hingga 4 tahun dengan risiko stunting karena memiliki berat badan stagnan, berat badan kurang, dan gizi kurang melalui intervensi berbasis asupan protein hewani berupa susu dan telur selama enam bulan.

Baca juga: Peran zat besi dan solusi fortifikasi gizi bagi balita

Market Nutritionist Lead PT Nestlé Indonesia Jennifer Handaja menjelaskan program Pendampingan Gizi fokus pada intervensi dan edukasi gizi anak usia dini di tiga wilayah, yaitu Pasuruan, Batang, dan Karawang, bertujuan untuk menjangkau lebih dari 630 anak berisiko stunting dan melibatkan 1.350 orang tua, kader kesehatan, serta ibu hamil dan menyusui di lebih dari 95 desa.

Program ini dijalankan melalui pendekatan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, serta kader dan komunitas lokal, guna memastikan intervensi gizi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

"Kami melakukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, serta kader dan komunitas lokal. Selain itu, kami bekerja sama dengan tim ahli dari Universitas IPB untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang secara rutin setiap bulan, guna memastikan efektivitas program dapat diukur secara ilmiah dan berkelanjutan," kata Jennifer.

Selain intervensi langsung kepada anak, program ini juga memperkuat peran keluarga dan komunitas dalam upaya pencegahan stunting melalui edukasi gizi dan kesehatan.

Kegiatan edukasi ini ditujukan bagi orang tua penerima manfaat, kader posyandu, serta kelompok rentan seperti ibu hamil dan menyusui di sekitar area intervensi, dengan tujuan membentuk perilaku hidup sehat jangka panjang serta meningkatkan kesadaran kolektif terhadap pentingnya gizi pada masa emas pertumbuhan anak.

Sufintri berharap inovasi dalam program intervensi gizi ini dapat berkelanjutan dan menjaga tren positif penurunan stunting guna mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2045.

Baca juga: Pola makan anak tidak dianjurkan hanya fokus karbohidrat

Baca juga: Pemberian probiotik perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak

Baca juga: Camilan tak hanya soal lezat, tapi, harus bergizi

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |