Barcelona, Spanyol, (ANTARA/PRNewswire)- Di Mobile World Congress 2025, Huawei menggelar "Digital Intelligence Talent Development Forum" yang diikuti lebih dari 100 klien dari seluruh dunia. Di forum ini, Huawei meluncurkan Digital Intelligence Talent Development Service Solution 2.0.
Jason Liu, President, Huawei Learning & Certification Services, memaparkan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab berbagai perusahaan: (1) Bagaimana cara kita berkolaborasi, serta menempatkan manusia dan agen AI? (2) Bagaimana kita melatih para pakar yang berada di balik model AI? (3) Bagaimana cara kita membangun tim kerja yang selalu belajar? Maka, dia membagikan empat perspektif berikut:
- Manusia akan meningkatkan produktivitas secara drastis. Alur kerja bergeser dari pendekatan yang memprioritaskan manusia menjadi Kolaborasi Manusia-Mesin.
- Pakar di balik "model AI yang ahli" harus menguasai segala keahlian. Teknologi AI semakin mengintegrasikan DICT dan OT. Maka, model pengembangan SDM biasa yang "berbentuk T" berubah menjadi model yang lebih praktis dan "berbentuk π".
- Setiap orang memiliki kesempatan belajar "6A": Any Time, Any Where, Any Device, Any Knowledge, All On-line, AI Learning Copilot (Kapan saja, Di mana saja, Dengan perangkat apa saja, Keahlian apa pun, Seluruhnya berlangsung daring, Agen AI)
- Kemampuan belajar adalah produktivitas. Dengan mengelola keahlian secara efisien, platform belajar, dan agen AI yang mendampingi proses belajar, kita dapat membangun tim yang selalu belajar dan meningkatkan produktivitas.
Seperti yang dijelaskan Jason Liu: pada 2025, Huawei akan meluncurkan "Industry Elites in the ICT Classroom Project" untuk klien perusahaan, serta "Leading ICT Talent Cultivation Project" untuk mahasiswa demi memberdayakan SDM teknologi digital dan teknologi pintar.
Juanvi Martínez, Business Director, Mercer di Spanyol, juga menekankan pemberdayaan SDM agar tenaga kerja terus belajar dan cepat menguasai keahlian baru sehingga dapat beradaptasi dengan dinamika kebutuhan kerja pada era AI.
Menurut Ian Holloway, Director, TM Forum Architecture and API Project, standar dan kerangka kebijakan pengembangan SDM yang efektif membantu berbagai perusahaan mencapai pertumbuhan dan ekspansi berkelanjutan. Maka, TM Forum terus menyusun dan mengoptimalkan standar DTMM berbasiskan GenAI dan AN.
Antonio de Luis Acevedo, Director, FUNDAE, Spanyol, berbagi perspektif tentang pengembangan SDM TIK nasional dengan menekankan pentingnya kolaborasi. Sejak 2019, FUNDAE telah bermitra dengan Huawei, dan lebih dari 200.000 praktisi telah mengikuti kursus yang diadakan Huawei. Pada 2024, FUNDAE bekerja sama dengan Huawei dalam Spain Academy untuk meningkatkan keahlian digital.
Loreevi Gail O. Mercado, HR Director, PLDT/Smart Group, di Filipina, turut memaparkan pendekatan sistematis dalam pengembangan SDM. Lewat tiga akademi, PLDT/Smart Group mendorong pengembangan SDM secara hierarkis dan membina SDM yang berorientasi pada masa depan.
Rumeysa Kaymakci, Director, Turkcell Academy, mengulas transformasi digital yang melampaui teknologi, serta pentingnya peran SDM. Maka, Turkcell Academy meluncurkan "Technical Leadership Program" dan "Digital Master Program" guna mempercepat transformasi teknologi digital-pintar di kalangan SDM.
Lalu, Huawei pun meluncurkan Digital Intelligence Talent Development Service Solution 2.0. Solusi ini menghadirkan standar SDM baru, model kompetensi baru, serta pengalaman belajar baru agar klien dapat membangun tenaga kerja yang siap menghadapi transformasi digital.
Kemampuan belajar adalah produktivitas. Huawei akan terus membina SDM berkeahlian lengkap agar individu dan perusahaan dapat berkembang pada era AI.
SOURCE Huawei (Hangzhou) Training Center Co., Ltd.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025