Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menilai pemerintah sudah optimal dalam upaya penanggulangan bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Sumatera, tetapi medan bencananya tidak mudah untuk dilewati.
Dengan begitu, menurut dia, pemerintah masih membutuhkan waktu untuk menjangkau seluruh wilayah dalam mendistribusikan bantuan, karena adanya sejumlah tantangan di lapangan.
"Semua upaya sudah dikerahkan dan apa yang dilakukan oleh Presiden Prabowo saya kira sudah sangat maksimal dan dilaksanakan dengan cepat oleh para pembantunya," kata Eddy di kompleks parlemen, Selasa.
Terkait opsi penetapan status bencana nasional, dia menjelaskan bahwa syaratnya adalah ketidakmampuan dari pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan penanganan bencana, termasuk tidak berfungsinya pemerintah daerah.
Namun, dia menilai bahwa saat ini pemerintah daerah masih berfungsi dengan baik walaupun banyak infrastruktur yang rusak karena bencana tersebut. Status kebencanaan saat ini, kata dia, sudah sangat baik karena penanganannya dilakukan secara masif oleh pemerintah.
"Jadi, kalau dilihat secara de facto, penanganannya ini ibarat penanganan yang kita laksanakan kalau memang ada bencana nasional," kata dia.
Dia pun menilai bahwa Indonesia tak jarang menghadapi bencana, dengan bentuk yang berbeda-beda. Banjir bandang yang terjadi di Sumatera, kata dia, memutus akses transportasi, komunikasi, hingga listrik, sehingga penanganannya pun harus berbeda.
"Yang perlu yang sekarang dilakukan adalah penyelamatan dari masyarakat, kemudian recovery-nya, agar proses recovery itu bisa dilaksanakan secepatnya," kata dia.
Baca juga: Kadin: Ketersediaan gas topang program ketahanan energi dan pangan
Baca juga: Setjen DPR tetapkan pedoman penyiaran TVR Parlemen demi transparansi
Baca juga: Wakil Ketua MPR: Bencana di Aceh-Sumbar-Sumut tanda krisis iklim
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































