Model NAS jadikan BPK mitra strategis lintas sektor pertahanan

1 month ago 12

Jakarta (ANTARA) - Pimpinan I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Nyoman Adhi Suryadnyana menyebutkan, model Nexus of Accountability and Strategy (NAS) memposisikan BPK sebagai mitra strategis dalam sistem kemitraan lintas sektor industri pertahanan berbasis evaluasi outcome.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, hal tersebut dia sampaikan dalam uji untuk meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul 'Model Kemitraan Stratejik BPK dengan Industri Pertahanan: Studi Kasus pada PT Dirgantara Indonesia' di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

"Hasil penelitian ini menemukan empat temuan utama, antara lain model NAS kemitraan strategis BPK dan PT Dirgantara Indonesia yang bertujuan meningkatkan TKDN dan integrasi rantai pasok global dan model Dashboard Digital sebagai inovasi tata kelola pemeriksaan berbasis data untuk mendorong efisiensi dan transparansi," katanya.

Menurutnya, model NAS mendorong peran BPK yang lebih strategis, tidak hanya untuk memeriksa laporan keuangan atau kepatuhan prosedural, tetapi untuk memberikan pandangan yang lebih menyeluruh dan jernih tentang bagaimana sumber daya negara dikelola, baik berupa dana, aset, maupun sumber daya manusia.

"Dengan demikian, BPK bisa bertransformasi dari fungsi 'watchdog' menjadi mitra strategis yang tidak hanya mengaudit, tetapi juga mengevaluasi, memberi arahan, dan memfasilitasi koordinasi antar lembaga terkait dalam industri pertahanan," kata Nyoman.

Dia menambahkan, model NAS tidak memperluas kewenangan BPK secara struktural, tetapi menekankan pentingnya peran evaluatif yang antisipatif dan solutif, sesuai dengan tuntutan tata kelola modern.

Keunggulan model ini, katanya, mengintegrasikan dimensi akuntabilitas dan strategi, menjadikan BPK bukan hanya sebagai pengawas, tetapi juga memberikan solusi atas lemahnya sinergi antar aktor industri pertahanan, serta fokus pada hasil jangka panjang, bukan hanya aspek prosedural.

Meskipun model NAS dibangun dari studi kasus PT Dirgantara Indonesia, ujarnya, namun logika dan arsitekturnya bersifat generik sehingga dapat direplikasi pada BUMN strategis lain seperti PT Pindad, PT PAL, maupun PT LEN, bahkan Industri strategis lainnya.

Disertasi tersebut merekomendasikan penguatan peran BPK sebagai mitra strategis dalam pemeriksaan berbasis evaluasi hasil, pemanfaatan teknologi digital untuk audit dan koordinasi, serta pembentukan forum lintas sektor yang mendukung pembangunan ekosistem industri pertahanan nasional yang lebih mandiri dan kompetitif.

Nyoman Adhi berhasil mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya secara langsung di hadapan tim penguji, yakni Prof. Dr. Dedi Purwana, Prof. Dr. Umi Widyastuti, dan Prof. Kazan Gunawan, sehingga meraih gelar doktor dengan pujian.

Baca juga: BPK: LK World Intellectual Property Organization tersaji secara wajar

Baca juga: BPK sebut dampak "fraud" merusak kepercayaan publik

Baca juga: BPK tekankan pendanaan jangka panjang untuk bangun infrastruktur

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |