Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur mendorong pelestarian kuliner dan kerajinan khas Betawi melalui pelatihan dan lomba yang melibatkan masyarakat, dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 RI.
"Hari ini saya bersama jajaran Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 yang menginisiasi kegiatan. Ada pelatihan makanan-makanan Betawi dan suvenir. Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat bagi warga sekaligus melestarikan budaya-budaya Betawi," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Kota Jakarta Timur, Fauzi di Kelurahan Setu, Cipayung, Jakarta Timur, Senin.
Menurut Fauzi, kegiatan ini merupakan upaya pelestarian budaya Betawi sekaligus memperkenalkan ikon kuliner khas daerah kepada masyarakat luas.
Baca juga: "Discover Betawi Art and Culture" sajikan seni hingga kuliner khas
Pelatihan tersebut mengajarkan cara membuat bir pletok, akar kelapa, dodol Betawi, serta suvenir berbentuk ondel-ondel.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat, apalagi menyangkut budaya Betawi yang harus kita lestarikan. Harapannya, masyarakat tak perlu bingung mencari oleh-oleh khas. Misalnya, ingin dodol atau akar kelapa, cukup datang ke sini," ujar Fauzi.

Selain itu, Fauzi berharap kawasan Setu dapat menjadi pusat oleh-oleh Betawi yang mudah dikenali wisatawan sekaligus membuka peluang peningkatan perekonomian warga.
"Yang tidak kalah penting, saya kira juga ini dalam rangka kaitan memeriahkan HUT ya, ada kemeriahan kita menyambut HUT RI sebagai bentuk andil peran serta masyarakat sebagai warga negara," ucap Fauzi.
Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Suku Betawi 1982 Ma'ah Setiawan mengatakan, sebanyak 150 peserta dari berbagai unsur masyarakat mengikuti kegiatan pelatihan itu bagi wirausaha Betawi,
Baca juga: 12 kuliner Betawi jadi Kekayaan Intelektual Komunal
Baca juga: Lebaran Betawi juga diadakan sampai tingkat kota/kabupaten
Peserta berasal dari perwakilan 10 kecamatan di wilayah Jakarta Timur dan terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari tokoh masyarakat, organisasi kebetawian, Nahdlatul Ulama (NU), Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), hingga mahasiswa.
"Kami ingin memastikan budaya Betawi tetap terjaga dan memiliki wadah yang kuat meski status ibu kota berpindah. Ini juga menjadi ajang silaturahmi dan penguatan identitas masyarakat Betawi," kata Setiawan
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.