Menteri PPPA soroti rentannya ketahanan keluarga usai kasus filisida

1 week ago 9

Bandung (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyoroti pentingnya penguatan ketahanan keluarga dan komunikasi dalam rumah tangga usai kasus filisida disertai bunuh diri yang terjadi di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

“Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua, khususnya keluarga-keluarga, bagaimana memperkuat ketahanan keluarga dalam rumah tangga,” kata Arifah saat mengunjungi rumah orang tua korban di Kabupaten Bandung, Senin.

Ia menekankan bahwa komunikasi merupakan hal mendasar yang harus dijaga di dalam keluarga. Menurutnya, pasangan suami istri perlu saling terbuka dalam menyampaikan perasaan masing-masing.

“Apa yang dirasakan istri, apa yang dirasakan suami, harus saling dikomunikasikan sehingga tidak ada hambatan untuk menyampaikan perasaan yang sedang dirasakan,” ujarnya.

Selain dalam lingkup keluarga, Arifah juga menekankan pentingnya kepedulian sosial di lingkungan masyarakat.

Ia mengajak warga agar lebih peka terhadap perubahan sikap tetangga yang mungkin memerlukan perhatian.

“Kalau melihat tetangga kita mengalami sesuatu yang berbeda, mungkin butuh perhatian, perlu ditanyakan ada apa. Itu bukan sekadar ingin tahu urusan orang lain, tetapi sebagai bentuk kepedulian,” katanya.

Baca juga: KPAI: Ibu bunuh diri usai racuni anak di Bandung filisida maternal

Selain itu, ia mengatakan hingga kini belum ada informasi mengenai dugaan penelantaran atau kekerasan dalam rumah tangga pada kasus tersebut.

“Sejauh ini belum ada informasi mengenai hal itu, mungkin masih dilakukan pendalaman lebih jauh. Namun yang pasti, ini harus menjadi bahan introspeksi bagi kita semua,” katanya.

Ia menambahkan, Kementerian PPPA akan terus memperkuat peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan kasus serupa.

Sebelumnya, warga Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran, digegerkan penemuan tiga jenazah pada Jumat (5/9) dini hari. Ketiganya yakni EN (34) bersama dua anaknya, AA (9) dan APA (11 bulan).

Mereka ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakan sekitar pukul 04.00 WIB oleh suami korban yang baru pulang bekerja. Polisi menyebut dugaan sementara sang ibu lebih dulu menghabisi kedua anaknya sebelum mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Di lokasi, polisi juga menemukan ponsel serta secarik kertas berisi curahan hati korban kepada suaminya.

Baca juga: Pemerintah beri pendampingan keluarga korban filisida di Bandung

Baca juga: KPAI: Kasus filisida mayoritas pelakunya adalah ibu

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |