Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) RI Hanif Faisol Nurofiq melakukan pertemuan dengan Raja Charles III dari Inggris sebagai bagian upaya meningkatkan kerja sama internasional dalam perlindungan lingkungan dan konservasi keanekaragaman hayati.
Menurut pernyataan diterima di Jakarta, Senin, Menteri LH Hanif menyampaikan salam dan pesan dari Presiden Prabowo Subianto kepada Raja Charles III serta menegaskan kesiapan Indonesia untuk merealisasikan kerja sama konkret, salah satu bentuknya adalah penguatan pusat konservasi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) di Taman Nasional Way Kambas, Lampung.
Menteri Hanif juga menjadi pembicara kunci dalam forum Nature Action yang difasilitasi oleh Special Representative for Nature Kerajaan Inggris, Ruth Davis dan menyampaikan arah kebijakan Indonesia melalui Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025-2045.
Baca juga: IBSAP wujud komitmen RI atasi kepunahan hayati dari perubahan iklim
"IBSAP 2025-2045 bukan hanya dokumen strategis konservasi, tetapi juga membuka peluang skema pembiayaan inovatif berbasis investasi dan mekanisme Access and Benefit Sharing dengan sektor swasta," kata Hanif.
Dia menjelaskan bahwa dokumen itu merupakan peta jalan utama pengelolaan keanekaragaman hayati nasional yang sejalan dengan mandat Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KMGBF) hasil COP CBD ke-15.
Dokumen itu, jelasnya, bukan hanya dokumen strategis konservasi, tetapi juga membuka peluang skema pembiayaan inovatif berbasis investasi dan mekanisme Access and Benefit Sharing dengan sektor swasta.
Baca juga: Bappenas dorong penerapan indikator keanekaragaman hayati di daerah
Selain menghadiri forum global, Menteri Hanif juga melakukan pertemuan bilateral dengan jajaran Pemerintah Kerajaan Inggris, termasuk Menteri Lingkungan, Pertanian dan Perdesaan (DEFRA), Menteri Iklim, serta Menteri Luar Negeri dan Perencanaan Pembangunan (FCDO).
Topik yang dibahas meliputi penguatan kerja sama dalam pengendalian perubahan iklim, pengurangan sampah plastik, serta pengembangan mekanisme pendanaan karbon.
Kehadiran Indonesia dalam forum internasional ini mempertegas komitmen KLH/BPLH dalam mendorong diplomasi hijau sebagai pilar penting pembangunan berkelanjutan. Dengan kolaborasi global yang semakin erat, Indonesia terus mengambil peran utama dalam mengawal masa depan lingkungan hidup dunia.
Baca juga: Suharso: Keanekaragaman hayati jadi modal pembangunan berkelanjutan
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.