Menteri LH pastikan penanganan karhutla di Riau cepat dan menyeluruh

1 month ago 17

Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurrofiq memastikan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Rokan Hilir, Riau, dilakukan secara cepat dan menyeluruh.

"Kami mengapresiasi upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah dan seluruh jajarannya. Namun, perlu ada peningkatan intensitas pemadaman api agar karhutla di Rokan Hilir ini terselesaikan dalam waktu secepatnya," kata Hanif dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Saat meninjau secara langsung dan memantau dari udara, Hanif menemukan kebakaran melanda lahan gambut yang sangat kering dengan akses yang minim terhadap sumber air. Pemantauan udara meliputi kawasan-kawasan rawan seperti Kecamatan Bangko Pusako, Kubu, Kubu Babussalam, Simpang Kanan, dan Pasir Limau Kapas.

Titik api juga ditemukan pada hutan produksi dan hutan produksi terbatas yang rentan terhadap penyebaran api secara masif. Menanggapi situasi tersebut, KLH/BPLH terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, dan pemerintah daerah, untuk meningkatkan kecepatan dan efektivitas respons.

Baca juga: Menko BG terapkan enam langkah untuk atasi masalah karhutla

"Kita akan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk mengakhiri munculnya bahaya asap yang ada di Rokan Hilir. Cukup sudah bencana karhutla yang sedang terjadi ini, kami akan segera menghubungi Kepala BNPB untuk segera mengirimkan bantuan pemadaman di wilayah atas dan mengoptimalkan pemadaman melalui darat oleh tim gabungan TNI, Polri serta pemerintah daerah setempat," ucap Hanif.

Lonjakan titik panas di Rokan Hilir mencapai 354 titik dengan sembilan titik api aktif per 20 Juli 2025, menjadikan wilayah ini sebagai daerah dengan kejadian karhutla tertinggi di Provinsi Riau.

Sebagai bagian dari aksi darurat, sebanyak lima helikopter water bombing milik BNPB telah dikerahkan. Hingga pertengahan Juli 2025, tercatat 594 sortie pengeboman air telah dilakukan dengan total volume 2,37 juta liter. Selain itu, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) kembali dijalankan sejak 21 Juli 2025 dengan target wilayah Rokan Hilir dan sekitarnya menggunakan bahan semai sebesar 1.000 kilogram NaCl untuk mendorong terjadinya hujan.

KLH/BPLH juga mengimbau pemerintah daerah untuk mempercepat langkah pemadaman dengan keterlibatan aktif dari tingkat tapak, juga terus memantau situasi secara ketat dan memastikan sinergi lintas sektor berjalan konsisten dan berkelanjutan.

Hanif juga menekankan, penanganan karhutla bukan hanya bersifat reaktif, melainkan harus menjadi prioritas dalam tata kelola lingkungan hidup yang adil, berkelanjutan, dan responsif terhadap krisis iklim.

Baca juga: BNPB: 44 orang ditetapkan tersangka kasus karhutla di Riau

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |