Menteri Bahlil: RI tak keluar dari Paris Agreement karena komitmen NZE

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan Indonesia tidak keluar dari Paris Agreement karena akan melaksanakan komitmen net zero emission (NZE) atau bebas emisi karbon pada 2060.

"Indonesia tidak boleh keluar, karena Presiden Prabowo Subianto berkomitmen terhadap 2060 net zero emission," ucap Bahlil di Jakarta, Selasa.

Oleh karena itu, keluarnya Amerika Serikat dari Kesepakatan Paris atau Paris Agreement tidak menyebabkan Indonesia goyah.

Tak hanya keluarnya Amerika Serikat dari Kesepakatan Paris, mahalnya biaya transisi energi juga tidak menggoyahkan komitmennya.

Berdasarkan kajian IRENA (Badan Energi Terbarukan Internasional), ASEAN membutuhkan pembiayaan besar untuk program transisi energi, untuk mencapai 100 persen energi terbarukan tahun 2050, dibutuhkan dana sekitar 29,4 triliun dolar AS.

Untuk itu diperlukan dukungan pendanaan dari negara maju dan institusi finansial global seperti Just Energy Transition Partnership (JETP), Asia Zero Emission Community (AZEC), dan ADB (Asian Development Bank).

"Saya menyampaikan, energi terbarukan sekarang ini biayanya masih terlalu besar. Amerika Serikat saja keluar daripada konsensus Paris Agreement karena mahal," tutur Bahlil.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dalam sesi debat umum Sidang Ke-80 Majelis Umum PBB di Markas PBB, New York, Selasa (23/9/2025), menegaskan dampak perubahan iklim merupakan ancaman nyata yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia.

Presiden Prabowo membantah dan tidak bersepakat dengan isi pidato Presiden AS Donald Trump yang tidak menerima fakta adanya perubahan iklim dan menyebutnya sebagai "greatest con job ever perpetrated on the world".

Oleh karena itu, lanjut Prabowo, Indonesia memilih untuk menghadapi ancaman dampak perubahan iklim itu secara langsung.

Tidak hanya dengan slogan, tetapi juga dengan aksi yang konkret, termasuk dengan membangun tanggul laut raksasa (giant sea wall) di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa.

Di samping itu, Presiden mengatakan Indonesia juga berkomitmen memenuhi kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 dan berupaya mencapai target bebas emisi pada 2060.

Baca juga: Menteri ESDM tegaskan Indonesia tetap komitmen turunkan emisi

Baca juga: Pertamina agresif cari migas baru usai AS keluar dari Paris Agreement

Baca juga: Hashim nilai Paris Agreement tidak adil untuk Indonesia

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |