Jakarta (ANTARA) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengatakan Idul Fitri diharapkan dapat memberikan keadilan sosial kepada masyarakat khususnya di bidang pertanahan.
Hal tersebut disampaikan juga oleh Nusron saat bertugas sebagai khatib Shalat Id di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ry, Jakarta Barat, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan bahwa harta kekayaan negara tidak boleh hanya dimiliki oleh orang-orang kaya saja, tetapi juga harus diberikan kepada yang berhak, salah satunya mempermudah pengurusan surat tanah bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Pemerintah memberikan proteksi yang kecil supaya tumbuh menjadi gede. Ini spirit-nya bulan Ramadhan dan Syawal di situ," ujar Nusron.
Ia menyampaikan terdapat dua prinsip untuk mencapai keadilan sosial di bidang pertanahan, yakni keadilan dan pemerataan, tetapi tidak boleh melupakan ekonomi yang berkelanjutan.
Lebih lanjut, kata Nusron, pemerintah juga memberikan kesempatan bagi masyarakat kecil untuk memiliki sertifikat tanah, agar hak miliknya tidak diambil alih oleh mafia.
"Jadi dengan adanya spirit di bulan suci Ramadhan dan kita memasuki bulan Syawal ini, semoga kita terinspirasi menciptakan keadilan sosial di bidang pertanahan," katanya.
Sementara itu, Nusron mengaku baru pertama kali melakukan ibadah di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ry setelah diresmikan oleh Presiden Ketujuh Joko Widodo.
Ia menyebut Hasyim Asy'ry sendiri menjadi sosok yang diteladani karena membawa pengaruh yang besar bagi Indonesia.
"Ini menandakan bahwa apa namanya, beliau juga sangat concern terhadap keadilan sosial dan kita berharap dengan adanya puasa dan Syawal ini, bangsa Indonesia benar-benar, kita semua sebagai pemerintah, selagi saya sebagai Menteri ATR, terinspirasi bagaimana caranya beliau menunjukkan keadilan sosial itu," ucap Nusron.
Baca juga: Menteri ATR siap sertifikasikan sempadan dan batang sungai yang kosong
Baca juga: Menteri ATR: 796 titik pelanggaran tata ruang di Jabodetabek-Punjur
Baca juga: Menteri ATR sebut 32 situ di Bogor dan Bekasi hilang
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025