Ankara (ANTARA) - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam pembunuhan yang dilakukan oleh Israel terhadap petugas medis dan responden pertama Palestina, yang sedang menjalankan misi penyelamatan di Jalur Gaza.
"Serangan mematikan terhadap delapan pekerja ambulans Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza saat bertugas sangat menyedihkan," tulis Tedros Ghebreyesus di platform media sosial X, Senin malam (31/3).
"Kami berduka atas kematian rekan-rekan ini, dan kami mendesak agar serangan terhadap pekerja kesehatan dan kemanusiaan segera diakhiri,” tulisnya, menambahkan.
Tedros menyampaikan kekhawatiran besar WHO tentang kesejahteraan pekerja ambulans Assad Al-Nassasra, yang masih hilang.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan pada Minggu (30/3) bahwa 14 jenazah telah ditemukan setelah serangan Israel.
Korban meninggal termasuk delapan pekerja Bulan Sabit Merah, lima personel Pertahanan Sipil, dan seorang anggota staf badan PBB.
Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah Pertahanan Sipil Palestina melaporkan telah menemukan jenazah seorang anggota tim yang dibunuh oleh pasukan Israel, sehingga jumlah korban tewas akibat serangan tersebut menjadi 15 orang.
Para petugas medis menjadi sasaran serangan Israel pada 23 Maret, ketika mereka dalam perjalanan untuk memberikan pertolongan pertama kepada para korban penembakan Israel di daerah Al-Hashashin.
Serangan Israel di Rafah terhadap Bulan Sabit Merah Palestina dan Pertahanan Sipil menyoroti bahaya yang dihadapi oleh para pekerja kemanusiaan di Gaza, yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan orang lain dan mengirimkan bantuan.
Kejahatan mengerikan tersebut memicu kecaman luas dari kelompok-kelompok hak asasi internasional dan PBB, yang menuntut tanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Israel memulai operasi udara di Gaza pada 18 Maret dan sejak itu telah menewaskan lebih dari 1.000 korban dan melukai lebih dari 2.000 orang.
Serangan itu juga menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang disepakati pada Januari antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Lebih dari 50.300 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan militer Israel sejak Oktober 2023.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan pejabat pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di daerah kantong Palestina tersebut.
Sumber: Anadolu
Baca juga: 1.001 warga Palestina tewas akibat serangan Israel dalam dua pekan
Baca juga: IFRC: Delapan staf medis Bulan Sabit Merah Palestina tewas di Gaza
Penerjemah: Yashinta Difa
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025