Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan pentingnya peran dunia usaha dalam mendukung pemenuhan dan perlindungan hak anak di Indonesia.
"Dunia usaha memainkan peran penting dalam memenuhi hak dan melindungi anak Indonesia. Dunia bisnis juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk hak-hak anak," kata Menteri Arifah Fauzi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) 2025, dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Pihaknya pun mengapresiasi APSAI yang telah mengadopsi prinsip-prinsip praktik bisnis ramah anak menjadi konsep perusahaan layak anak yang berkontribusi mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).
Dikatakannya, pembangunan SDM menjadi prioritas nasional sesuai arahan Presiden untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Masyarakat diminta ikut jaga dan lindungi anak
Baca juga: Menteri PPPA usul ke Kemendikdasmen tugas sekolah tak lagi lewat gawai
Presiden RI telah menetapkan delapan Astacita, salah satunya fokus pada penguatan pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan, pemuda, serta penyandang disabilitas.
"Saya berharap program-program APSAI dalam mewujudkan Perusahaan Layak Anak (PLA) melalui penganugerahan dan program lainnya dapat membantu dunia usaha dalam memenuhi tanggung jawabnya menghormati hak anak. Upaya tersebut tentu juga sekaligus akan sangat berkontribusi positif terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Indonesia," kata Arifah Fauzi.
Menteri PPPA berharap Rakornas APSAI 2025 dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan dan rencana tindak lanjut dalam mewujudkan perlindungan anak.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat sipil demi terciptanya perlindungan anak yang lebih baik sekaligus pemberdayaan perempuan yang optimal.*
Baca juga: Menteri PPPA ajak masyarakat rasional hadapi fenomena Koin Jagat
Baca juga: Menteri PPPA: Kasus siswa dihukum duduk berpengaruh psikologis anak
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025