Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan solusi pertanian bersifat permanen saat menerima kunjungan Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam dan Wali Kota Batam Amsakar Achmad, usai masuknya impor beras di kedua wilayah tersebut.
“Kita diskusi penuh keakraban, kekeluargaan, dan menghasilkan solusi permanen untuk Sabang dan Batam,” kata Mentan Amran usai pertemuan dengan Wali Kota Sabang dan Wali Kota Batam yang berlangsung pukul 06.00 WIB di Jakarta, Rabu.
Amran menegaskan komitmennya untuk menghadirkan solusi permanen bagi penguatan sektor pertanian di dua wilayah strategis Indonesia, yakni Sabang dan Batam.
Ia menekankan pemerintah pusat memberikan perhatian kepada sektor pertanian, termasuk Sabang dan Batam yang berada di garda terdepan wilayah Indonesia. Komitmen itu ditunjukkan dari pemenuhan permintaan masyarakat Sabang dan Batam.
Untuk Sabang, ia mengatakan memberikan bantuan pengembangan padi gogo, kelapa dan kakao, termasuk bantuan alat mesin pertanian (alsintan) hingga pompa guna mendukung produktivitas pertanian di wilayah itu.
Selain itu, Amran juga mengaku berkoordinasi langsung dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terkait pengembangan desa nelayan merah putih di Sabang, Aceh.
“Nah ini yang menarik, ada permintaan kakao, kemudian kelapa, padi gogo, pompa, desa nelayan. Kami langsung telepon Menteri KKP, sahabatku yang luar biasa, langsung beliau penuhi permintaan," ujar Amran.
"Jadi ini adalah Rabu berkah, seluruh permintaan dipenuhi semua. Ini demi untuk rakyat Aceh, demi untuk rakyat Sabang,” katanya, menjelaskan.
Selain itu, Amran juga memberikan dukungan kepada masyarakat Batam terkait pengembangan hortikultura dan jagung. Bahkan dirinya mendorong agar daerah tersebut dapat menjadi penyuplai hortikultura bagi negara tetangga seperti Singapura.
“Kemudian kami dukung hortikultura untuk Batam, nanti menyuplai ke Singapura. Ini yang benar, cara-cara ini yang diinginkan Bapak Presiden, cara-cara yang diinginkan pusat,” ujar dia.
Dukungan untuk ekspor juga diberikan kepada Sabang agar dapat mengakselerasi ekspor cokelat di pasar global. Menurut dia, penguatan industri olahan kakao di Sabang mampu memberikan nilai tambah hingga 37 kali lipat.
“Jadi ini yang kita dorong industri, kami siapkan bibit unggul, nanti Kepala Dinas menindaklanjuti. Berapa saja Bapak minta, Insya-Allah kita penuhi untuk Sabang,” kata Amran.
Ia mencontohkan keberhasilan ekspor daerah lain sebagai pembuktian kemampuan Indonesia.
"Hal ini dulu kita sudah lakukan di Kalimantan Barat, ekspor jagung dan kelapa ke negara tetangga. Kita harus tahu bahwa Indonesia adalah produsen kelapa terbesar, nomor satu dunia,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam menyampaikan apresiasi dan rasa hormat atas dukungan pemerintah pusat.
“Kami dari Aceh, dari Sabang, tentunya sebuah kehormatan yang luar biasa bisa diterima oleh Pak Menteri pada pagi yang berbahagia ini. Tentunya kami sebagai kepala daerah, yang disampaikan Pak Menteri tentunya harus kami taati," kata Zulkifli.
"Jadi oleh karenanya bantuan dari Pak Menteri tadi alhamdulillah dapat berikan untuk masyarakat,” ujar dia, menambahkan.
Hal serupa disampaikan Wali Kota Batam Amsakar Achmad yang memberikan apresiasi dan mendukung penuh sinergi pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas pangan dan memperkuat komoditas unggulan.
“Semua spirit kita bagaimana agar berkontribusi untuk negara yang kita cinta ini. Merah Putih, itu kata kunci yang kita tangkap pada pagi hari ini. Kalaulah komunikasi antara daerah dengan pusat bisa terbangun seperti ini, Insya-Allah akan sangat kuat Republik ini ke depan,” kata Amsakar.
Sebelumnya, Amran berkoordinasi dengan berbagai pihak berwenang melakukan penyegelan terhadap beras impor ilegal sebanyak 250 ton di Sabang, Aceh, pada Minggu (23/11), lalu kembali dilakukan penyegelan terhadap 40 ton beras impor ilegal di Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (24/11).
Penyegelan beras impor ilegal tersebut karena tidak memiliki izin impor dari pemerintah pusat serta sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang melarang adanya impor beras.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































