Mensos dorong wong cilik naik kelas saat Safari Ramadhan di Nganjuk

8 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mendorong wong cilik naik kelas saat menghadiri Safari Ramadhan di Masjid Agung Al Jali Desa Bungur, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.

Dalam pertemuan dengan 400 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) itu, ia menegaskan penerima bansos tidak boleh terus bergantung pada bantuan sosial melainkan harus didorong menuju kemandirian.

"Saya bisa lihat secara langsung bagaimana profil dari penerima manfaat ini, karena kita (punya) suatu rencana strategis ke depan lewat program yang terarah, terpadu dan berkelanjutan," katanya dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Minggu.

Selain itu, ia menyampaikan kunjungan itu untuk melihat langsung kondisi KPM dan memastikan program-program Kementerian Sosial (Kemensos) berjalan efektif.

Dalam pertemuan tersebut, ia menegaskan pentingnya peran pendamping sosial dalam mendorong KPM untuk naik kelas.

Baca juga: Mensos dan Wamensos siapkan makan sahur bagi korban banjir Bekasi

Ia menyebutkan bansos hanya bersifat sementara dan harus pindah ke program pemberdayaan.

“Dari penerima bantuan sosial, mudah-mudahan dengan pemberdayaan mereka sudah bisa menjadi lebih mandiri, (menjadi) keluarga yang lebih berdaya,” kata dia.

Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan sosial senilai Rp474 miliar di Kabupaten Nganjuk yang terdiri atas PKH Rp167,8 miliar dan Program Sembako Rp286,8 miliar.

Alokasi ini, katanya, termasuk yang tertinggi sehingga menunjukkan komitmen pemerintah dalam pemberantasan kemiskinan di wilayah tersebut.

Untuk memastikan efektivitas program tersebut, peran 173 pendamping PKH menjadi penting.

Ia menargetkan setiap pendamping harus mampu mendorong 10 KPM untuk graduasi setiap tahun sehingga tiap tahun diharapkan 1.730 KPM PKH lepas dari ketergantungan bansos.

“Pendamping PKH harus bikin rencana baru, pola pikir baru, dan semangat baru (untuk mendorong graduasi KPM),” katanya.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menambahkan masyarakat harus memiliki penghasilan sendiri, terutama mereka yang masih sehat dan produktif.

“Kalau kita sudah punya penghasilan sendiri, masyarakat kita makmur, kalau masyarakat kita makmur, negara kita maju, negara makmur. Negara kita menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Mensos Saifullah Yusuf turut membagikan paket bansos berupa beras, minyak goreng, dan gula kepada KPM.

Melalui berbagai program pemberdayaan, Kemensos menargetkan semakin banyak keluarga dapat hidup mandiri, tanpa bergantung bansos.

Upaya ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang ingin mewujudkan nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026 dan menciptakan kondisi di mana wong cilik "iso gemuyu" atau warga bisa tersenyum.

Baca juga: Mensos: KPM harus jadi keluarga mandiri

Baca juga: Mensos-sejumlah kampus teken MoU percepat pengentasan kemiskinan Jabar

Baca juga: Mensos: Sekolah Rakyat ditargetkan di 100 lokasi pada 2025

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |