Mengenal lyme disease, penyakit yang dialami Bella Hadid karena kutu

2 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Siapa yang tidak kenal dengan nama Bella Hadid? Seorang model internasional asal Amerika yang sering menghiasi majalah Vogue dan Elle. Bella pun juga dikenal telah banyak bekerja sama dengan berbagai brand besar, diantaranya seperti Dior dan Versace.

Namun tak disangka, di balik potret-potret glamornya, Bella Hadid telah lama mengidap sebuah penyakit yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian banyak orang, yakni penyakit lyme atau lyme disease. Lantas apa itu penyakit lyme?

Penyakit lyme atau lyme disease merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri melalui gigitan kutu jenis Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus.

Penamaannya sendiri didasarkan pada “Old Lyme” yakni sebuah kota yang berada di Connecticut, salah satu negara bagian di United States, Amerika Serikat. Kota tersebut yang menjadi tempat pertama kali munculnya penyakit lyme ini dan kini hampir menyebar ke penjuru dunia.

Baca juga: Bella Hadid jalani perawatan pemulihan penyakit lyme desease

Penyakit lyme secara umum disebabkan oleh bakteri borrelia burgdorferi. Namun, tak jarang juga ada bakteri yang lain ikut menyebabkan penyakit lyme ini, seperti borrelia afzelii, borrelia mayonii, dan borrelia garinii.

Bakteri-bakteri tersebut dapat menginfeksi rusa, burung, ataupun tikus, yang kemudian disebarkan oleh kutu dan pada akhirnya menyebabkan penyakit lyme.

Dalam penyebarannya, kutu ini menempel pada kulit seseorang selama 36 hingga 48 jam. Durasi waktu ini cukup lama dan kebanyakan seseorang tidak akan pernah sadar dirinya telah digigit kutu tersebut.

Perlu diketahui, kutu yang menyebarkan penyakit Lyme ini bisa menempel di area kulit mana saja. Namun, kutu itu biasanya lebih sering menempel di area kulit yang jarang terlihat, seperti kulit kepala, ketiak, ataupun selangkangan.

Baca juga: Selebriti hingga penyanyi yang pernah terjangkit penyakit lyme

Penyebab penyakit lyme

Penyakit lyme dapat menular ke manusia melalui gigitan kutu rusa atau kutu kaki hitam (black-legged tick). Kutu tersebut bisa membawa bakteri penyebab penyakit lyme, apabila sebelumnya telah menggigit hewan yang terinfeksi bakteri, seperti rusa atau tikus.

Perlu diketahui bahwa penyakit lyme ini bisa menyerang siapa saja. Ada beberapa faktor juga yang dapat menjadi pemicu terkenanya penyakit lyme, berikut diantaranya:

  • Kerap melakukan kegiatan di luar ruangan, seperti berburu, berkemah, atau mendaki.
  • Menunda untuk menyingkirkan kutu yang menempel di kulit.
  • Sering menggunakan pakaian yang tidak tertutup, sehingga memudahkan kutu menempel.
  • Memiliki hewan peliharaan yang berpotensi membawa kutu masuk ke dalam rumah.

Bakteri penyebab lyme ini dapat ditemukan dimana saja, namun lebih berisiko besar bagi mereka yang tinggal di area hutan lebat atau tempat yang berumput. Hal ini disebabkan karena kutu umumnya lebih menyukai tempat-tempat tersebut.

Baca juga: Kenali penyebab dan cara menghindari penyakit Lyme

Gejala penyakit lyme

Pada sebagian kasus, gejala awal dari penyakit lyme adalah munculnya ruam di kulit yang disebut dengan erythema migrains.

Ciri-ciri mengalami ruamnya yakni berwarna kemerahan atau keunguan yang mirip memar, lalu muncul di area kulit yang digigit, dan semakin membesar bahkan bisa sampai ukuran 30 cm.

Kemudian, terasa hangat apabila daerah kulit disentuh, jarang menimbulkan nyeri atau gatal, berbentuk lingkaran, dan terkadang terdapat titik merah di tengahnya.

Penyakit lyme juga bisa disertai dengan nyeri sendi, leher kaku, ataupun jantung yang berdebar. Gejala-gejala awal ini biasanya muncul 3 hingga 30 hari setelah terinfeksi.

Selain itu, terdapat gejala lain yang muncul seiring dengan perkembangan penyakitnya, yakni terdiri hingga 3 tahap atau stadium.

Baca juga: Justin Timberlake ungkap perjuangannya melawan penyakit selama tur

1. Stadium 1 (stadium awal terlokalisasi)

Gejala pada tahap ini biasanya muncul dalam 1 atau 2 minggu setelah terinfeksi. Adapun gejala yang muncul yakni adanya ruam yang telah disebutkan sebelumnya.

Ruam ini muncul karena proses pembelahan bakteri di dalam darah. Ruam ini biasanya disertai dengan gejala lain berupa demam, nyeri otot, menggigil, sakit kepala, mudah lelah, sakit tenggorokan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Stadium 2 (stadium awal diseminasi)

Tahap ini adalah tahap dimana bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh dan terjadi setelah beberapa minggu dari gigitan kutu. Gejalanya yakni muncul ruam di area yang jauh dari tempat gigitan kutu.

Jika tidak ditangani dengan baik, akan muncul gejala lain, seperti leher kaku, gangguan sistem saraf yang mirip bells palsy, gangguan ingatan, radang otak, meningitis, tungkai mati rasa, dan radang saraf tulang belakang, serta adanya gangguan irama jantung (aritmia).

3. Stadium 3 (stadium akhir diseminasi)

Pada tahap ini bakteri telah menyebar ke seluruh tubuh. Tahap ini pun dapat terjadi jika stadium 1 dan 2 tidak ditangani dengan baik. Adapun stadium 3 ini dapat terjadi dalam hitungan minggu, bulan, bahkan tahun setelah penderita digigit kutu.

Beberapa gejalanya yakni sakit kepala yang cukup parah, kerusakan otak (ensefalopati) yang dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka pendek, gangguan tidur, serta sulit berkonsentrasi dan berkomunikasi, arthritis pada sendi besar seperti sendi lutut, ataupun kerusakan saraf yang lebih berat layaknya mati rasa di tungkai dan lengan.

Baca juga: Bella Hadid kembali sehat setelah 15 tahun lawan penyakit kronis

Pengobatan penyakit lyme

Tujuan pengobatan penyakit lyme adalah untuk mencegah penyebaran infeksi. Dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan tingkat keparahan penderita. Oleh sebab itu, pengobatan terbaik dapat dilakukan saat pada tahap stadium awal.

Secara umum pada stadium 1, dokter akan memberikan antibiotik oral selama 10-14 hari. Adapun jika penyakit lyme ini disertai dengan penyakit jantung, dokter akan memberikan antibiotik suntik selama 14-28 hari.

Kemudian, jika pada stadium 3 disertai dengan arthritis, dokter akan melakukan pengobatan dengan memberikan antibiotik oral selama 28 hari disertai dengan tindakan pemberian obat antiinflamasi nonsteroid, pembuangan cairan dari sendi yang terdampak (aspirasi sendi), serta operasi untuk mengangkat sendi yang meradang.

Meski sudah menjalani pengobatan, proses penyembuhan pun biasanya membutuhkan waktu cukup lama, yakni mulai dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun.

Baca juga: Punya gejala serupa, ini perbedaan lyme dengan COVID-19

Pencegahan penyakit lyme

Pencegahan yang terbaik dari penyakit ini adalah dengan menjauhi habitat bakteri Borrelia, yakni seperti rerumputan dan semak belukar.

Jika hal itu tidak bisa dihindari, lakukan hal pencegahan dari terkenanya gigitan kutu, seperti menggunakan pakaian tertutup, mengoleskan krim anti serangga yang teruji aman, rawat halaman sekitar agar bebas dari kutu dengan memotong rumput yang sudah panjang.

Lalu, rutin periksa badan dari gigitan kutu, segera mandi dan cuci pakaian setelah beraktivitas di rerumputan, dan pakai obat anti kutu serta mandi secara rutin pada hewan peliharaan.

Apabila ada kutu yang hinggap di daerah kulit, usahakan jangan menepuknya. Sebaiknya angkat bagian kepala kutu dengan pinset dan pakai antiseptik di daerah kulit tersebut.

Itulah penjelasan mengenai penyakit lyme yang kini dialami oleh Bella Hadid. Saat ini Bella Hadid sedang berjuang melawan penyakit yang dideritanya sejak umur 16 tahun itu.

Hal ini diketahui dari unggahan Bella di akun Instagram miliknya pada Rabu (17/9), dimana ia mengunggah banyak foto saat tengah menjalani perawatan kesehatan di rumah sakit.

Baca juga: Kenali penyakit lyme, seperti yang diderita Justin Bieber

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |