Beijing (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi mengatakan arah diplomasi negaranya pada 2025 adalah untuk memberikan kepastian di tengah dunia yang penuh ketidakpastian.
"Diplomasi China akan dengan teguh berpihak pada sisi yang benar dalam sejarah dan kemajuan umat manusia, serta menggunakan kepastian yang dimiliki China untuk menstabilkan dunia yang penuh ketidakpastian," kata Menlu Wang Yi dalam konferensi pers tahunan di Beijing, Jumat.
Konferensi pers tersebut merupakan bagian dari rangkaian sidang parlemen China "Dua Sesi" pada 4-11 Maret 2025 yang membahas soal kinerja pemerintah China pada 2024 dan rencana kerja pemerintah untuk 2025.
Menurut Wang Yi, dunia saat ini sedang mengalami perubahan yang kompleks dan penuh gejolak, sedangkan kepastian semakin menjadi hal yang langka di tingkat global sehingga keputusan yang diambil oleh berbagai negara, terutama negara-negara besar, termasuk China, akan menentukan arah zaman dan memengaruhi tatanan dunia.
"Kami akan menjadi kekuatan yang teguh dalam menjaga kepentingan nasional. Rakyat China memiliki tradisi luhur untuk selalu berjuang dan tidak pernah menyerah. Kami tidak pernah mencari masalah, tetapi juga tidak takut menghadapi tantangan," ungkap Wang Yi.
Segala bentuk tekanan, ancaman, atau paksaan tidak akan mampu menggoyahkan tekad dari 1,4 miliar rakyat China dan tidak akan menghentikan langkah menuju kebangkitan besar bangsa China, katanya tanpa menyebut bentuk tekanannya.
"Kami akan menjadi kekuatan yang adil dalam menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. Kami akan terus memperluas kemitraan global yang setara, terbuka, dan berbasis kerja sama; secara aktif menerapkan solusi ala China dalam menyelesaikan isu-isu global, serta menulis babak baru tentang solidaritas dan kemandirian bersama dengan negara-negara di 'Global-South'," kata Wang Yi menambahkan.
Ia juga mengatakan China akan membuktikan dengan tindakan nyata bahwa jalur pembangunan damai adalah jalan yang stabil dan berkelanjutan, serta seharusnya menjadi pilihan bersama bagi semua negara di dunia.
"Kami akan menjadi kekuatan progresif dalam menegakkan keadilan internasional dengan berpegang teguh pada multilateralisme yang sejati, mengutamakan masa depan umat manusia dan kesejahteraan rakyat, mendorong tata kelola global untuk manfaat bersama, serta mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB demi mewujudkan dunia multipolar yang setara,"jelas Wang Yi.
Wang Yi lebih lanjut mengatakan China akan berusaha menjaga sistem perdagangan multilateral yang bebas dan adil dan menciptakan lingkungan kerja sama internasional yang inklusif dan non-diskriminatif sehingga memajukan globalisasi ekonomi yang bermanfaat bagi semua pihak.
China, kata Wang Yi, masih percaya dengan keberadaan PBB karena organisasi internasional tersebut semakin dibutuhkan saat perbedaan di dunia semakin kompleks.
"Semakin mendesak tantangannya, semakin penting pula mempertahankan otoritas PBB. Semua negara berharap agar hukum rimba tidak berlaku di dunia. Karena itu, pertama-tama, kita harus membangun landasan yang kokoh bagi kesetaraan kedaulatan, sehingga tidak memandang negara besar atau kecil, kuat atau lemah tetapi sama-sama menjadi anggota masyarakat internasional yang setara," jelas Wang Yi.
Hal kedua, PBB perlu berpegang teguh pada asas keadilan dan kewajaran, menentang monopoli urusan internasional hanya oleh beberapa negara serta lebih mendengarkan suara dari negara-negara Selatan karena hak dan kepentingan sah semua negara harus dilindungi penuh.
"Ketiga, PBB perlu mematuhi konsep multilateralisme, menegakkan prinsip konsultasi bersama, pembangunan bersama dan saling berbagi, mengganti konfrontasi kelompok dengan kerja sama yang inklusif, dan memutus 'lingkaran kecil' dengan 'persatuan besar'," kata Wang Yi.
Keempat, ungkap Wang Yi, PBB perlu memperkuat otoritas hukum internasional, khususnya bagi negara-negara besar harus memimpin untuk bertindak sesuai aturan hukum, tidak menggunakan standar ganda dan tidak boleh menggertak negara lain dan memperoleh manfaat untuk kepentingannya sendiri.
"China adalah pendiri sekaligus menikmati manfaat tatanan internasional pasca-Perang Dunia II, dan tentu saja, kami mendukung sepenuhnya tatanan internasional ini. Kami tidak bermaksud untuk membuat tatanan baru atau pun mendukung negara tertentu," ungkap Wang Yi.
Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Wang Yi menyebut China menyadari tanggung jawab internasionalnya dan akan dengan tegas menjaga posisi sentral PBB sebagai pilar andalan sistem multilateral dan menjadi pendukung bagi negara-negara berkembang.
"Kami bersedia bekerja sama dengan semua pihak untuk meninjau kembali tujuan pendirian PBB, mematuhi tujuan dan prinsip Piagam PBB, dan membangun sistem tata kelola global yang lebih adil dan rasional," ungkap Wang Yi.
Baca juga: Menlu China-AS bicara soal arah politik luar negeri via telepon
Baca juga: Diplomat asing tertarik pelajari arah kebijakan China
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025