Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengatakan pengembangan ekosistem industri bioethanol nasional berpeluang besar melibatkan koperasi petani, sehingga dapat memperkuat posisi koperasi dalam rantai pasok energi terbarukan berbasis pertanian.
“Kemenkop memiliki semangat yang sama dalam mengembangkan potensi bioethanol di Indonesia, dan koperasi petani bisa menjadi bagian penting dalam ekosistem ini,” ujar Ferry dalam Rapat Pembahasan Percepatan Rencana Investasi Bioetanol di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, Ferry mengaku optimistis ekosistem bioethanol dapat segera terwujud, mengingat Kementerian Investasi telah menyiapkan regulasi pendukung dan salah satu produsen otomotif besar asal Jepang memiliki kepentingan untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Sementara itu, lanjutnya, Pemprov Lampung telah menyiapkan lahan ratusan ribu hektare untuk bahan baku seperti ubi kayu, tebu, dan jagung.
“Regulasi dari Kementerian Investasi sudah ada, Toyota juga siap produksi. Kami tinggal bahas model bisnisnya, yaitu skema inti-plasma dengan koperasi sebagai penghubung,” kata Ferry.
Ia menjelaskan dalam skema tersebut, Toyota berperan sebagai inti, sementara petani yang tergabung dalam koperasi menjadi plasma. Koperasi yang dimaksud meliputi koperasi petani ubi kayu, tebu, dan jagung.
“Yang terlibat bukan Gapoktan (gabungan kelompok tani), tapi koperasi. Karena, jika Gapoktan tidak merujuk ke satu badan usaha. Harus ada plasma petani yang terorganisir melalui koperasi petani, dengan Toyota sebagai intinya," katanya.
Namun, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara inti dan plasma agar tidak terjadi ketimpangan.
Ferry juga menyampaikan bahwa Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel) dapat berperan sebagai pengumpul atau offtaker produk masyarakat dalam ekosistem bioethanol.
Menurut dia, Kopdes Merah Putih tidak hanya berfungsi sebagai tempat distribusi barang, tetapi juga sebagai penghubung antara petani dan industri.
“Kalau itu bisa dilakukan bersama-sama, kita bisa sediakan alat-alatnya agar Kopdes Merah Putih berfungsi sebagai offtaker. Saya rasa ini bagus,” kata Ferry.
Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu mengatakan Indonesia telah memasuki era bahan bakar E10, yaitu campuran 10 persen ethanol dalam bensin. Dengan E10, potensi pasar domestik diperkirakan mencapai tiga hingga empat juta kiloliter ethanol per tahun.
Bahkan, menurut Todotua, salah satu produsen otomotif Jepang di Indonesia itu telah menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam pengamanan pasokan bahan baku atau feedstock bagi pengembangan produk hidrogen dan bioethanol.
"Begitu juga akan terlibat dalam hulunya di industri ethanol," kata Todotua.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan komitmennya untuk mendorong optimalisasi sektor pertanian daerah sebagai bagian dari ekosistem industri bioethanol nasional.
Menurut Rahmat, sektor pertanian menyumbang sekitar 26 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung. Namun, kontribusi dari industri pengolahan hasil pertanian masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 17–18 persen.
Ia menjelaskan bahwa Lampung merupakan produsen utama singkong secara nasional, serta menempati peringkat kedua untuk tebu dan ketiga untuk jagung. Ketiga komoditas tersebut ditanam di lahan seluas ratusan ribu hektare, namun belum dimanfaatkan secara maksimal untuk industri hilir.
Rahmat menyebutkan bahwa saat ini terdapat dua perusahaan ethanol yang beroperasi di Lampung. Namun kapasitas serap terhadap hasil pertanian lokal masih terbatas, sehingga terjadi kelebihan pasokan di tingkat petani.
Rapat Pembahasan Percepatan Rencana Investasi Bioethanol di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi turut dihadiri Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, serta Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.