Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyoroti perlunya inovasi kesehatan agar Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) semakin berkualitas, mengingat JKN adalah instrumen perlindungan sosial yang mampu mencegah jutaan keluarga jatuh ke dalam kemiskinan akibat biaya kesehatan.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan di Jakarta, Jumat, kehadiran JKN menjadi salah satu sistem jaminan sosial terbesar di dunia. Cakupan JKN, yakni 98 persen, lebih tinggi dari rata-rata global sekitar 60-70 persen.
Baca juga: BPJS Kesehatan gandeng enam negara perkuat antikecurangan pada JKN
"Kehadiran JKN hingga saat ini telah berhasil menurunkan tidak kurang dari 70 persen beban pengeluaran kesehatan masyarakat," kata menteri yang akrab disapa Cak Imin itu.
Dia menyebutkan bahwa Indonesia perlu segera menerapkan inovasi digital kesehatan, telemedisin, integrasi data dan peningkatan fasilitas menjadi fokus agar jaminan kesehatan semesta (Universal Health Coverage/UHC) tidak hanya bersifat menyeluruh, tetapi juga berkualitas.
Menurutnya, selain inovasi teknologi, inovasi secara sosial dan kultural perlu dilakukan. "Kita ingin memastikan jaminan kesehatan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat," katanya.
Dia mencontohkan revolusi pola pikir agar mengadopsi pendekatan preventif dalam kesehatan, baik secara struktural maupun kultural.
Sebagai contoh, Indonesia mengimpor banyak bahan-bahan yang menjadi bahan makanan unggulan warga.
"Gula, karbo yang berpotensi penyakit juga sangat mendominasi kehidupan kita sehari-hari. Makanan pengganti juga masih sangat rendah digunakan," katanya.
Kemudian, katanya, pada Car Free Day yang seharusnya jadi momen untuk beraktivitas dan hidup sehat, terdapat banyak yang menjual makanan tidak sehat.
"Ini saya kira pencegahan, revolusi pencegahan itu memang mutlak dan bahkan produk pangan kita juga masih sangat tidak inovatif," katanya.
Baca juga: Menko PM: perlu upaya inovatif cegah fraud dalam JKN
Baca juga: Kemenko PM apresiasi 20 SPPG yang berhasil berdayakan masyarakat
Menurutnya, dengan menggencarkan inovasi guna meningkatkan kualitas hidup penduduk serta layanan dan cakupan JKN, akan ada ruang luas bagi rakyat untuk fokus meningkatkan produktivitas tanpa ketakutan berlebihan akibat risiko kesehatan.
"Kabupaten, kota Indonesia yang telah mencapai UHC selalu berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraannya. Ini bukti konkret bahwa UHC adalah investasi masa depan yang sangat strategis," kata dia.
Agar sistem jaminan kesehatan lebih berkualitas, hambatan-hambatan yang masih harus diperhatikan, antara lain ketimpangan akses pelayanan, kualitas layanan yang belum merata, serta literasi kesehatan.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































