Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyebut kepala daerah perlu meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul dan tangguh.
Hal tersebut disampaikan Menko PMK pada orientasi kepala daerah dalam rangkaian retret gelombang II yang berlangsung di Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu.
"Kita semua tahu bahwa yang membuat negara maju itu ada pada sumber daya manusianya. Negara dengan produk domestik bruto tinggi adalah negara dengan indeks pembangunan manusia yang juga tinggi," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta.
Pratikno juga membagikan kiat sukses membangun SDM unggul dan tangguh dengan memanfaatkan era bonus demografi dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi.
"Untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia unggul dan tangguh ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama, pertama, sehat secara fisik, mental, dan moral; kedua, punya kompetensi tinggi; dan ketiga, selalu relevan dengan perkembangan zaman serta memberikan kontribusi kepada masyarakat," ujar dia.
Menko PMK juga mengingatkan pentingnya pemanfaatan teknologi dengan mencantumkan program bijak dan cerdas berdigital serta dalam memanfaatkan akal imitasi (AI), karena pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat.
Namun, menurutnya, dalam memanfaatkan teknologi, masyarakat tetap harus bijak dan kritis untuk mencegah erosi terhadap ideologi, budaya, dan lain sebagainya di kehidupan sehari-hari.
"Ini merupakan sesuatu yang sangat potensial untuk membantu produktivitas kita dalam pembelajaran maupun merancang sebuah kebijakan. Kita sangat serius dalam menerbitkan panduan untuk masyarakat umum bagaimana memanfaatkan kecerdasan buatan ini," tuturnya.
Baca juga: Menko PMK minta kepala daerah bangun SDM unggul dan tangguh
Baca juga: Menko PMK: Penanganan cepat saat terjadi bencana penting
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
