Bengkulu (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menyebutkan revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai Provinsi Bengkulu mesti tuntas dan permanen.
"Bukan hanya normalisasi tapi merevitalisasi pelabuhan. Ini pelabuhan utama yang sangat strategis bagi Bengkulu yang bisa menghadirkan nilai atau menghadirkan ekonomi yang signifikan. Oleh karenanya kita harus tuntaskan secara lebih permanen dan tentunya lebih berkelanjutan," kata Menko Agus Harimurti Yudhoyono di Bengkulu, Selasa.
Menurut AHY, kondisi Pelabuhan Pulau Baai pada 1985 dulu sangat berbeda dengan 2025. Pada awal 2025, alur Pelabuhan Pulau Baai tertutup mengakibatkan aktivitas pelabuhan terhenti, bahkan berpengaruh pada perekonomian masyarakat Bengkulu.
Selain alur yang tertutup, dinding dermaga Pelabuhan Pulau Baai juga jebol lebih dari satu kilometer panjangnya, kemudian wilayah jebakan pasir garis pantai yang berada di samping pintu alur juga telah menjadi pulau baru karena sedimentasi pasir.
Baca juga: Menko AHY tinjau normalisasi Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu
"Kita membedakan atau membandingkan peta 1985 dengan peta 2025 memang sangat berbeda. Oleh karena itu kami sepak selain kita melakukan pengerukan agar lancar lagi kapal keluar dan masuk, sekaligus ada wilayah yang abrasi, sudah tidak ada lagi (dinding dermaga di lokasi abrasi), sudah air laut semua. Nah ini perlu kita normalisasi garis pantainya," katanya.
Pemerintah Pusat dan daerah juga akan mencegah terjadinya kembali sumbatan atau pendangkalan yang seperti terjadi beberapa bulan terakhir, Maret-Juni 2025 di Pelabuhan Pulau Baai.
"Dan ke depan kita pastikan kalau itu bisa dijaga maka tidak ada juga masalah bagi masyarakat, dan juga di Pulau Enggano untuk bisa memasarkan hasil bumi dan hasil lautnya untuk dijual ke Bengkulu, ke masyarakat yang ada di sini," kata dia.
Baca juga: Kementerian Transmigrasi sediakan Rp5,5 miliar untuk Bengkulu Utara
Pelabuhan Pulau Baai yang optimal akan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Bengkulu, termasuk masyarakat pulau terluar Indonesia di Bengkulu, Pulau Enggano.
"Dengan demikian masyarakat Enggano yang merupakan salah satu pulau terluar garda terdepan republik karena langsung berhadapan dengan Samudera India ini jadi tidak merasa terabaikan dan juga dapat selalu meningkatkan ekonominya setelah kesejahteraannya," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.