Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menekankan bahwa keselamatan pemudik menjadi prioritas utama dalam angkutan Lebaran, dengan berbagai langkah antisipasi guna memastikan perjalanan aman dan lancar bagi seluruh masyarakat yang merayakan.
“Kita adalah pengelola transportasi sehingga saya menekankan keselamatan menjadi prioritas dalam mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun ini,” kata Menhub di Jakarta, Minggu.
Menhub menyampaikan hal itu memimpin Rapat Koordinasi Persiapan Angkutan Lebaran 2025 dengan kementerian, operator/pemangku kepentingan BUMN, serta swasta sektor transportasi di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.
"Kita semua memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan kelancaran, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan," ujar Menhub.
Untuk menjamin kelancaran, keselamatan, peningkatan kualitas pelayanan, layanan yang memadai, serta pengoptimalan distribusi penumpang ke berbagai tujuan, Menhub meminta dilakukan koordinasi dan kerja sama antar pemangku kepentingan, peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan lebaran, penyediaan informasi mudik dan sosialisasi keselamatan, serta penyediaan data traffic, CCTV, dan mudik gratis.
Dudy menuturkan bahwa Kemenhub melakukan rangkaian kegiatan koordinasi di tingkat pusat dan daerah, juga dengan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan angkutan Lebaran.
"Angkutan Lebaran 2025 merupakan salah satu kegiatan strategis Kemenhub yang menjadi tolok ukur keberhasilan sektor transportasi. Memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat menjadi prioritas Kemenhub,” tuturnya.
Melalui pertemuan itu Menhub berharap sinergi serta kerja sama antara regulator dan operator dalam menghadapi dan menjalani angkutan Lebaran 2025 dapat berjalan lancar. Pada kegiatan ini juga masing-masing stakeholder memaparkan rencana operasi angkutan Lebaran 2025 pada instansinya.
Salah satu yang turut dibahas yakni penerapan kebijakan work from anywhere (WFA) yang berpotensi mengurai kepadatan angkutan Lebaran 2025. Hal tersebut berdasarkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan.
Menhub memaparkan, survei dilakukan sebanyak dua kali yaitu tanpa memasukkan kemungkinan pemberlakuan WFA dan dengan memasukkan kemungkinan pemberlakuan WFA. Hasilnya, dengan penerapan WFA, lonjakan pemudik yang terjadi tidak sedrastis saat tidak diberlakukan WFA.
“Survei awal sebelum WFA, kami melihat terjadi lonjakan di H-3. Dengan diberlakukan WFA, maka terjadi persebaran keberangkatan masyarakat. Terjadi lonjakan pada H-3 juga, tapi tidak sedrastis jika tidak WFA. Tanpa WFA, pada H-3 terdapat 16,8 juta orang yang berpergian, sedangkan dengan WFA menjadi 12,1 juta orang,” kata Menhub.
Adapun potensi moda transportasi utama yang dipilih masyarakat antara lain mobil pribadi 23 persen atau 33,69 juta orang, bus 16,9 persen atau 24,76 juta, kereta api antarkota 16,1 persen atau 23,58 juta, pesawat 13,5 persen atau 19,77 juta, serta sepeda motor 8,7 persen atau 12,74 juta.
Turut hadir pada rapat koordinasi tersebut Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kemenhub, Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata.
Selain itu pimpinan operator dan pemangku kepentingan BUMN dan swasta sektor transportasi termasuk PT Pelindo, PT Pelni, PT KAI, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Jasa Marga, InJourney Airport, Garuda Indonesia, AirNav Indonesia, dan lainnya.
Baca juga: Menhub koordinasikan penanganan angkutan Lebaran pada Gubernur Jatim
Baca juga: Menhub: Diskon penerbangan berlaku juga 24 Maret-7 April 2025
Baca juga: Khofifah: 18,7 juta orang diperkirakan mudik menuju Jatim
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025