Banyuwangi (ANTARA) - Menteri Perhubungan RI Dudy Purwagandhi menyerahkan langsung jenazah korban kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya kepada keluarganya, sesaat setelah iring-iringan kendaraan ambulans tiba di Pelabuhan Ketapang.
"Kami serahkan jenazah korban kepada keluarganya, semoga keluarga korban yang ditinggalkan diberi ketabahan dan korban semoga Husul Khatimah," kata Menteri Dudy saat menyerahkan jenazah kepada keluarganya di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jawa Timur, Kamis malam.
Baca juga: Basarnas ungkap identitas 29 korban selamat KMP Tunu yang tenggelam
Enam jenazah korban meninggal dunia kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya tiba di Pelabuhan Ketapang Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, dan diserahkan langsung kepada keluarganya.
Adapun nama-nama enam korban meninggal dunia, yakni Ekos Satrio warga Lingkungan Sukowidi (Banyuwangi), Elok Rumantini warga Lingkungan Sritanjung (Banyuwangi), Cahyani warga Kelurahan Wonosobo, Kecamatan Srono (Banyuwangi), Fitri April Lestari dan Afan A. Mustafa warga Desa Tempo, Kecamatan Cluring (Banyuwangi).
Baca juga: Menhub serahkan sepenuhnya ke KNKT investigasi KMP Tunu tenggelam
Dari pantauan, dalam penyerahan enam jenazah korban meninggal dunia itu, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi didampingi Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto, dan Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Pertama Ribut Eko Suyanto.
Data Posko Operasi SAR dan Potensi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, hingga Kamis malam jumlah korban yang ditemukan selamat 29 orang (sebelumnya dicatat tim SAR gabungan 30 orang), dan enam korban meninggal dunia, sementara 30 korban lainnya dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Baca juga: Aktivitas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk berjalan normal
KMP Tunu Pratama Jaya berangkat dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22:56 WIB, dan pada pukul 23:35 WIB kapal yang membawa 53 penumpang dan 12 ABK itu tenggelam.
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.