Mengenal tuli konduktif, penyebab suara terdengar teredam

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Gangguan pendengaran tidak selalu permanen atau terjadi karena faktor usia. Salah satu jenis gangguan yang cukup umum adalah tuli konduktif, yaitu kondisi ketika suara tidak bisa masuk secara maksimal ke bagian dalam telinga.

Akibatnya, suara terdengar pelan atau teredam, meskipun sumbernya sebenarnya cukup keras. Tuli konduktif sering kali disebabkan oleh masalah fisik pada telinga luar atau tengah, dan kabar baiknya banyak kasusnya bisa diobati.

Lalu, apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, melansir berbagai sumber.

Baca juga: Dokter: Deteksi dini gangguan pendengaran penting demi kualitas hidup

Mengenal tuli konduktif

Tuli konduktif merupakan jenis gangguan pendengaran yang disebabkan oleh hambatan atau kerusakan pada telinga bagian luar atau tengah. Kondisi ini membuat gelombang suara sulit mencapai telinga bagian dalam, sehingga suara terdengar lemah atau teredam.

Pada dasarnya, proses mendengar diawali saat gelombang suara masuk melalui liang telinga, lalu menggetarkan tulang-tulang kecil di telinga tengah. Getaran ini kemudian diubah menjadi sinyal dan dikirim ke sel-sel saraf di telinga dalam, sebelum akhirnya diteruskan ke otak untuk diproses.

Namun, bila ada gangguan pada salah satu bagian tersebut, maka aliran suara akan terhambat. Akibatnya, suara yang masuk tidak bisa diproses dengan baik, sehingga pendengaran pun terganggu. Kabar baiknya, tuli konduktif umumnya bersifat sementara dan bisa diatasi dengan pengobatan yang tepat sesuai penyebabnya.

Baca juga: Sejarah Hari Tuli Nasional yang diperingati setiap tanggal 11 Januari

Penyebab tuli konduktif

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tuli konduktif terjadi ketika gelombang suara tidak dapat mencapai telinga bagian dalam. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pada tulang pendengaran, jaringan ikat di telinga, atau saraf yang menghubungkan telinga dengan otak.

Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tuli konduktif antara lain:

• Adanya benda asing atau serangga yang terjebak di dalam liang telinga.

• Infeksi pada telinga luar (otitis eksterna) atau telinga tengah (otitis media), yang sering dialami oleh perenang.

• Penyempitan saluran telinga.

• Infeksi pada tuba eustachius, saluran yang menghubungkan hidung dan telinga tengah.

• Kelainan pada struktur saluran telinga yang bisa terjadi akibat faktor bawaan, operasi, atau cedera.

• Adanya lubang pada gendang telinga.

Otosklerosis, yakni pertumbuhan tulang abnormal di telinga

• Penumpukan cairan di telinga.

• Kotoran yang menghalangi liang telinga.

• Tumor yang menyumbat telinga bagian luar atau tengah.

Baca juga: Juru bahasa isyarat ungkap alasan pakai baju warna gelap saat bertugas

Cara mencegah tuli kognitif

Tuli konduktif sebenarnya bisa dicegah dengan merawat kesehatan telinga secara menyeluruh. Salah satu langkah penting adalah membatasi paparan suara keras dalam jangka waktu lama. Selain itu, beberapa upaya berikut juga bisa membantu menjaga pendengaran tetap optimal:

• Mencukupi waktu istirahat agar tubuh, termasuk fungsi telinga, tetap prima.

• Menghindari kebiasaan memasukkan jari atau benda asing ke telinga, seperti kapas, cotton bud, tisu, maupun kain.

• Melakukan pemeriksaan pendengaran secara rutin untuk mendeteksi gangguan sejak dini.

• Mendengarkan musik dengan volume sedang, tidak terlalu keras.

• Memilih headphone yang memiliki kualitas suara dan perlindungan yang baik.

Baca juga: Cahaya zakat menembus sunyi teman tuli lewat Mushaf Al-Qur'an Isyarat

Baca juga: Kemenkes promosikan perubahan perilaku guna cegah gangguan pendengaran

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |