Mengenal tahi lalat: Normal atau berbahaya bagi kesehatan?

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Tahi lalat merupakan salah satu ciri pada kulit yang hampir dimiliki semua orang. Bentuknya kecil, biasanya berwarna cokelat atau hitam, dan bisa muncul di bagian tubuh mana saja.

Meski terlihat sepele, keberadaan tahi lalat sering menimbulkan rasa penasaran, bahkan kekhawatiran. Apakah tahi lalat hanya sekadar tanda alami pada kulit, atau bisa berbahaya bagi kesehatan?

Untuk memahami lebih jelas, mari mengenal lebih dalam apa itu tahi lalat serta kapan kondisi ini perlu diwaspadai bagi kesehatan, berikut ulasan selengkapnya berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Mengenal tahi lalat

Menurut penjelasan dari situs rumah sakit Primaya Hospital, tahi lalat adalah bintik kecil berwarna cokelat hingga kehitaman yang tumbuh di permukaan kulit. Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal sebagai nevus pigmentosus, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut mole.

Tahi lalat terbentuk dari sel melanosit, yaitu sel penghasil pigmen kulit, yang menumpuk secara berlebihan di satu titik. Faktor hormon juga berperan besar dalam proses terbentuknya. Bentuk tahi lalat sendiri bisa rata sejajar dengan kulit, ada pula yang sedikit menonjol, bahkan hingga berbentuk benjolan lebih tinggi dibanding kulit di sekitarnya.

Baca juga: Tahi lalat bisa dihilangkan tetapi tidak wajib

Risiko munculnya tahi lalat lebih tinggi pada orang dengan kulit terang dibandingkan mereka yang berkulit gelap. Selain itu, faktor keturunan juga berpengaruh, karena beberapa jenis tahi lalat dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya.

Sebagian besar tahi lalat sebenarnya sudah ada sejak lahir sehingga sering dianggap sebagai tanda lahir. Namun, ada juga yang baru muncul saat masa bayi, anak-anak, hingga sekitar usia 25 tahun. Secara umum, tahi lalat termasuk tumor jinak yang tidak berbahaya.

Apakah tahi lalat berbahaya dan kapan waktu yang tepat untuk periksa ke dokter?

Secara umum, tahi lalat bukanlah kondisi yang berbahaya bagi kesehatan. Namun, sebagian orang merasa terganggu karena keberadaan-nya bisa mempengaruhi penampilan.

Dalam beberapa kasus, posisi tahi lalat juga bisa menghambat kenyamanan, misalnya saat bercukur bila tumbuh di area wajah, atau ketika sering tersangkut pakaian bila letaknya di tubuh tertentu.

Walaupun kebanyakan tidak menimbulkan masalah, tahi lalat berpotensi berkembang menjadi kanker kulit jenis melanoma. Ciri-ciri tahi lalat yang patut diwaspadai karena mengarah ke melanoma biasanya berbeda dengan tahi lalat normal, antara lain:

Baca juga: 6 penyebab tahi lalat muncul tiba-tiba dan bertambah banyak di kulit

• Bentuk, ukuran, atau warnanya mengalami perubahan.

• Memiliki tepi yang tidak rata atau kasar.

• Tidak simetris.

• Warna bercampur, biasanya terdiri dari dua hingga tiga warna atau lebih.

• Diameter lebih besar dari 6 milimeter.

• Menimbulkan rasa gatal, nyeri, atau bahkan mengeluarkan darah dan cairan.

• Jumlahnya sangat banyak, bahkan lebih dari 50 buah di tubuh.

Jika menemukan tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter kulit untuk memastikan kondisinya. Dengan pemeriksaan medis, Anda bisa mengetahui apakah tahi lalat masih tergolong jinak atau justru membutuhkan penanganan lebih lanjut, sehingga risiko kanker kulit dapat dideteksi sedini mungkin.

Baca juga: 8 cara menghilangkan tahi lalat

Baca juga: Sejumlah tanda peringatan tahi lalat yang berindikasi kanker kulit

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |