Bitung, Sulawesi Utara (ANTARA) - Dari pusat ibu kota Sulawesi Utara, perjalanan ke Pelabuhan Bitung melalui jalan bebas hambatan memakan waktu sekitar 30 menit. Dari jauh, sejumlah aktivitas di Terminal Petikemas (TPK) Bitung pun samar-samar terlihat sibuk.
Salah satu jantung kegiatan di tempat itu adalah aktivitas ekspor dan impor yang belakangan menunjukkan tren yang cukup tinggi, sehingga turut berdampak pada perputaran roda ekonomi lokal.
Pada tahun lalu, nilai ekspor dari TPK Bitung sebanyak 5.026 twenty foot equivalent units (TEUs) atau meningkat 85,19 persen dari tahun 2023 (yoy).
Sementara, selama periode triwulan I/2025, realisasi ekspor adalah 1.435 TEUs, dan impor 588 TEUs.
Berdasarkan data yang dibagikan, China, Brasil, dan Amerika Serikat merupakan tiga negara tujuan ekspor dari Sulawesi Utara dengan nilai paling besar per Maret 2025.
Nilai yang masuk dari kegiatan ekspor ke China adalah sebesar 30,93 juta dolar AS (Rp510,48 miliar), Brasil dengan nilai 11,88 juta dolar AS (Rp 196 miliar), dan Amerika Serikat sebesar 9,26 juta dolar AS (Rp152,8 miliar).
Adapun, sejumlah komoditas ekspor dari Bitung yang menjadi barang favorit antara lain ikan tuna kaleng, konsentrat air kelapa, kelapa kering, choco chip, hingga bunga pala.
Tak hanya ditunjang oleh produksi olahan ikan dan kelapa, kehadiran pabrik olahan kertas yang telah beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung sejak tahun 2023 juga turut berkontribusi cukup besar untuk kegiatan ekspor dari Bitung ke beberapa negara seperti China, Vietnam, dan Malaysia.
Baca juga: TPK Bitung optimistis dengan tren positif ekspor di tahun 2025

Utara ke selatan
Peningkatan aktivitas ekspor dan impor juga terjadi di bagian selatan Sulawesi, yaitu Terminal Petikemas New Makassar (TPKNM), yang ditargetkan untuk menjadi pelabuhan hub utama domestik Indonesia bagian timur dan internasional.
Adapun Pelabuhan Makassar sebagai hub international menghubungkan Laut Cina Selatan, Samudera Pasifik, serta Australia dan Oseania.
Data pada tahun 2024 menunjukkan bawa kegiatan ekspor-impor dari dan ke TPK New Makassar adalah sebesar 743.321 TEUs, meningkat secara tahunan (yoy), dengan sebelumnya mencatatkan 717.883 TEUs.
Di sisi lain, pengembangan TPKNM atau Makassar New Port ini terbagi menjadi tiga fase yang tersusun di dalam rencana utama dengan mempertimbangkan target kapasitas dan potensi traffic yang ada.
Saat ini, pengembangan tahap 1A, B, dan C telah selesai dengan kapasitas 2,5 juta TEUs untuk keseluruhan tahapan I. Angka ini jauh lebih tinggi daripada Terminal 1 (TPM) yang hanya memiliki kapasitas 700 ribu TEUs/tahun.
Nantinya, TPKNM juga akan ditunjang oleh konektivitas darat melalui jalan tol yang lebih terintegrasi dan terhubung dengan jalan tol yang telah ada.

Transformasi menyeluruh
Demi menunjang kegiatan perdagangan melalui jalur laut, baik di Sulawesi Utara maupun Selatan, juga tidak lepas dari upaya panjang transformasi pelabuhan yang berkelanjutan.
PT Pelindo Petikemas pun mengajak TPK-TPK di Indonesia untuk berjalan bersama-sama demi memangkas kesenjangan sumber daya manusia, layanan maupun fasilitas di bagian barat dan timur Indonesia.
Sehingga, tidak hanya membuat citra pelabuhan menjadi lebih baik, tapi juga ditunjang oleh perubahan budaya kerja yang memiliki standar yang sama.Di TPK Bitung dan New Makassar, denah transformasi sudah mulai dijalankan sejak tahun 2023 melalui kajian mendalam terkait pemenuhan dasar kebutuhan operasi, re-layouting, hingga melihat dengan detil kondisi dan kebutuhan alat.
Baca juga: Optimalisasi Kawasan Ekonomi Khusus Bitung dongkrak ekspor
Langkah pemerataan standardisasi pun dimulai pada tahun 2024, yang mencakup kemampuan dan kompetensi untuk pekerja dan operator, alat dan infrastruktur yang sesuai, hingga kesadaran akan keselamatan kerja.
Upaya ini kemudian diikuti dengan pemberlakuan sistem kerja dan operasional yang lebih terintegrasi dan terus dikembangkan.
Harapannya, dengan data yang lebih terintegrasi melalui penggunaan teknologi yang tepat, tujuan jangka panjang pelabuhan dapat menjadi lebih akurat dan bermanfaat bagi seluruh penyedia dan pengguna layanan di TPK.

Selain itu, pemerataan juga hadir dalam bentuk kesetaraan bagi pekerja perempuan di pelabuhan.
VP Corporate Communication PT Pelindo Terminal Petikemas R Suryo Khasabu mengatakan bahwa jumlah pekerja perempuan secara korporasi adalah 8 persen atau 565 orang dari keseluruhan 7.053 pekerja di perusahaan.
Sebanyak 24,78 persen atau 140 orang dari 565 pekerja perempuan itu, merupakan mereka yang bekerja di bidang operasional yang langsung berkaitan dengan bisnis perusahaan.
Suryo mengatakan, pihaknya senantiasa membuka lowongan pekerjaan yang terbuka untuk laki-laki dan perempuan, berikut dengan kualifikasi dan seleksi yang telah ditentukan perusahaan.
Salah satu pekerja perempuan di pelabuhan, contohnya adalah Putri Rahmawati Wojaa, yang merupakan operator Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) di TPK Bitung sekaligus satu-satunya operator wanita di atas alat di TPK seluruh Indonesia.
Di balik posturnya yang mungil dan kepribadiannya yang hangat, Olet, sapaan akrabnya, membuktikan bahwa stigma lekat bahwa bekerja di pelabuhan itu sangat maskulin, bisa terkikis asal kesempatan untuk perempuan terbuka.
“Inginnya membangun semangat bagi teman-teman perempuan lain kalau bisa menjadi operator seperti ini, asal ada kesempatan. Harapannya kesempatan seperti ini bisa makin terbuka,” kata perempuan kelahiran 26 tahun silam itu.
Beberapa kali, Olet mengatakan dirinya “beruntung” karena ia bisa melakukan pembuktian itu. Namun, untuk mendobrak sebuah perspektif yang begitu melekat selama bertahun-tahun, memerlukan adanya dukungan dari banyak pihak, termasuk lingkungan kerja dan keluarga yang suportif.
Sama seperti pengembangan fasilitas dan infrastruktur, untuk bisa menghadirkan Olet-Olet lainnya juga memerlukan keterbukaan dan transformasi perusahaan yang berkelanjutan.
Karena, ketika pelabuhan telah bertransformasi dan aktivitas bongkar-muatnya sama seperti TPK-TPK skala global, maka otomatis membuatnya sebagai tempat aman dan ramah bagi para pekerja di dalamnya, sekaligus menjadikan pelabuhan sebagai sentral perputaran ekonomi lokal serta nasional.
Baca juga: Terminal Head TPK Bitung: Rencana pengiriman ekspor reguler tiap bulan
Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025