Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan pihaknya sudah menggerakkan para penyuluh, tim pendamping keluarga (TPK), hingga para kader keluarga berencana (KB) untuk membantu korban banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, termasuk pemulihan trauma atau trauma healing.
Saat ini, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan kepala kantor perwakilan BKKBN di ketiga provinsi karena banyak penyuluh, kader keluarga berencana (KB), maupun TPK yang juga terdampak bencana dan menjadi korban.
"Mereka (penyuluh) di lapangan karena terbiasa sebagai petugas lini lapangan, maka yang bisa dikerjakan, kerja terus. Dia laporan terus setiap hari untuk memberikan bantuan-bantuan kepada yang terdampak langsung maupun tidak langsung. Setelah ini, nanti pasti ada trauma healing, ini yang penting karena ada beberapa yang bisa traumatis kalau enggak kita tindak lanjut," kata Wihaji di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Senin.
Namun, saat ini pemerintah masih memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan premier dan logistik untuk para pengungsi, karena trauma healing merupakan kebutuhan sekunder yang bisa dipenuhi setelah seluruh akses terbuka atau kebutuhan premier terpenuhi.
"Kita penuhi dulu yang kebutuhan utama apa, ini dikeluarkan oleh berbagai institusi, TNI, Polri, dan semua bekerja keras, setelah itu pasti kebutuhan trauma healing. Sekarang, fokus kebutuhan primernya dulu, kalau sudah primernya selesai, nanti sekunder. Trauma healing ini termasuk kebutuhan sekunder setelah mungkin makanan dan aksesnya sudah bisa terbuka," ujar dia.
Wihaji menegaskan, pihaknya terus memantau penyaluran bantuan bersama kementerian/lembaga lainnya. Para penyuluh juga terus dikerahkan untuk membantu apabila tidak terkena dampak bencana.
"Masih monitor terus saya, koordinasi terus dengan kepala kantor perwakilan di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, termasuk yang tidak kena dampak, tolong untuk membantu, berjibaku, bantu mereka semampunya, baik fisik maupun non-fisik, yang penting dibantu apa yang perlu dibantu," paparnya.
Ia menambahkan, para pendamping atau penyuluh BKKBN juga sudah terlatih untuk mendampingi keluarga, sehingga pelibatan mereka juga sangat penting bagi para korban terdampak bencana.
"Kita kan sudah terlatih, ada beberapa yang memang sudah biasa menangani itu, apalagi yang namanya pendampingan keluarga kan sudah setiap hari, salah satunya ada beberapa yang traumatis dan psikologisnya kalau ada apa-apa, itu mereka juga terganggu. Karena itu, trauma healing menjadi sesuatu yang penting pasca-kebutuhan dasarnya," ucap Wihaji.
Baca juga: Rhoma Irama ajak muhasabah bangsa pasca-bencana Sumatera
Baca juga: Gubernur Sultra salurkan Rp1,5 miliar untuk korban bencana di Sumatra
Baca juga: Soal bantuan dari luar negeri, Muhaimin Iskandar: Kita masih kuat
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































