Cilacap (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mut'i meninjau SLBN Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, guna memastikan implementasi pendidikan inklusif dan layanan khusus bagi murid dengan status Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
“Kami di Kemendikdasmen memberikan perhatian serius agar mereka mendapatkan layanan pendidikan bermutu. Anak-anak bisa belajar di sekolah luar biasa maupun di sekolah inklusi bersama anak-anak lain melalui jalur afirmasi, yang tahun ini porsinya kita perbanyak,” kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti di Kabupaten Cilacap, Rabu.
Untuk memberikan layanan pendidikan yang baik, lanjutnya, pemerintah menargetkan pembangunan unit SLB baru di sejumlah daerah sebagai bagian dari Program Revitalisasi Satuan Pendidikan 2025.
“Mudah-mudahan dengan layanan pendidikan ini semua anak Indonesia, khususnya mereka yang berkebutuhan khusus, dapat memperoleh kesempatan belajar yang bermutu untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang sesuai bakat, minat, dan kemampuan masing-masing,” kata Mendikdasmen.
Baca juga: Kemendikdasmen gandeng 21 PTN jaga akuntabilitas revitalisasi SLB
Selain itu Mendikdasmen Mu'ti mengatakan pemerintah saat ini tengah menyiapkan pelatihan tambahan dan berkoordinasi lintas kementerian guna memenuhi kebutuhan guru pendamping khusus.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Cilacap Satrio menyambut baik perhatian Mendikdasmen terhadap pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Pihaknya secara rutin melakukan sosialisasi kepada sekolah dan masyarakat.
“Di awal tahun pelajaran, Dinas melakukan sosialisasi, mendata sekolah-sekolah yang memiliki anak berkebutuhan khusus, serta memastikan sekolah menyediakan fasilitas yang sesuai. Tujuannya agar semua anak bisa belajar dengan nyaman tanpa diskriminasi,” kata Satrio.
Baca juga: Wujudkan pendidikan bermutu, Kemendikdasmen revitalisasi 155 SLB
Ia menambahkan kebutuhan SLB di Cilacap masih cukup mendesak, terutama di wilayah barat. “Kami masih membutuhkan tambahan SLB, khususnya di eks Distrik Majenang yang saat ini masih perlu dijangkau,” ujarnya.
Terkait tenaga pendidik, Satrio menyampaikan pihaknya terus mendata guru yang memiliki keterampilan di bidang pendidikan khusus dan memfasilitasi pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka.
“Saat ini layanan masih ditangani oleh bidang pendidikan dasar, namun ke depan akan dibentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) sebagai bukti kesungguhan pemerintah daerah dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus,” katanya.
Ia berharap dengan dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, guru, serta masyarakat, murid-murid dengan status ABK dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi hebat sesuai potensi mereka.
Baca juga: Program PSPP Kemendikdasmen sasar sekolah kejuruan dan luar biasa
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.