Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memastikan program digitalisasi pembelajaran dengan pemberian interactive flat panel (IFP) atau smartboard tidak akan menjadi program mangkrak karena pihaknya sudah mengantisipasi beberapa aspek.
Ia menyebutkan salah satu antisipasi tersebut ialah memastikan setiap sekolah yang menerima smartboard akan juga mendapatkan pelatihan guru terkait penggunaan papan pintar tersebut.
“Jadi gurunya kami latih sehingga kekhawatiran IFP itu mangkrak sudah kami antisipasi dari awal. Karena saya selalu menyampaikan smartboard itu harus disertai dengan smart teacher kalau boardnya smart, teacher nya tidak smart, maka bisa smaput,” ujar Mendikdasmen Mu'ti dalam kegiatan Penandatanganan Kerja Sama (PKS) Ditjen GTKPG Kemendikdasmen dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik D4/S1 Bagi Guru di Jakarta, Jumat.
Selain memberikan pelatihan bagi guru, ia menyebutkan antisipasi berikutnya ialah pihaknya siap berkomitmen membantu pembangunan listrik bertenaga surya bagi sekolah penerima smartboard yang belum memiliki listrik sama sekali atau kurang memadai daya listriknya.
Tidak hanya itu, Mu'ti mengatakan Kemendikdasmen juga siap membangun infrastruktur jaringan internet yang bekerja sama dengan BAKTI Komdigi.
Untuk melengkapi pemberian smartboard itu juga, pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 2.500 paket materi pembelajaran yang menjadi bagian tak terpisahkan dari penggunaan papan pintar tersebut.
Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan kehadiran smartboard nantinya tidak akan mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas dan interaksi pembelajaran di kelas menjadi sepenuhnya pembelajaran daring.
Sebaliknya, Mu'ti memastikan guru tetap menjadi fasilitator aktif untuk kegiatan belajar mengajar di ruang kelas yang dibantu dengan penggunaan smartboard.
“Saya ingin tegaskan juga bahwa dengan adanya materi tersebut tidak berarti guru tidak hadir di kelas, tetap ada guru yang mengajar. Jadi kalau ada yang mengatakan dengan ada materi itu pembelajarannya full daring, tidak ada pembelajaran tatap muka itu juga tidak benar. Kami pastikan adanya IFP itu guru tetap harus aktif di kelas sebagai fasilitator,” tegasnya.
Sementara terkait jumlahnya, ia menyebutkan IFP yang akan diberikan berjumlah 288 ribu alat untuk tahun ini dan didistribusikan kepada sekolah yang bersedia.
Hal itu dikarenakan beredar isu adanya sekolah yang tidak mau menerima pemberian IFP.
“Tapi bila ada yang merasa tidak mau menerima, maka kami dengan senang hati akan mengambil kembali pengiriman ke sekolah itu. Kalau memang sekolah yang bersangkutan tidak bersedia menerima,” ujar Mu'ti.
Baca juga: Sejumlah guru Banyumas usul sekolah terima lebih dari satu smartboard
Baca juga: Wamendikdasmen: Digitalisasi pembelajaran bantu perkaya proses belajar
Baca juga: Mendikdasmen: Ibu berperan penting dalam membentuk karakter anak
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.