Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengajak Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf untuk menerapkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (KAIH) di Sekolah Rakyat.
“Kami punya kebijakan di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, kami juga berharap agar Tujuh KAIH ini dapat diterapkan di Sekolah Rakyat,” kata Mendikdasmen Mu'ti dalam kegiatan Pembekalan Guru dan Kepala Sekolah Rakyat di Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, Jakarta Utara, Jumat.
Baca juga: Mendikdasmen kenalkan tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Metro
Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya siap memberikan Kemensos berbagai modul materi seputar 7 KAIH serta berbagai kebijakan Kemendikdasmen lainnya yang dapat mendukung penguatan karakter dan kompetensi murid, seperti senam otak bernama Senam Jeda Ceria yang melatih keseimbangan otak kiri dan kanan serta konsentrasi para murid.
“Nanti semuanya bisa kami berikan materinya, modul-modulny,a termasuk kami juga punya program namanya senam Jeda Ceria, senam otak untuk melatih keseimbangan otak kiri, otak kanan dan konsentrasi, nanti semua materi yang diperlukan kami siapkan untuk mendukung keberhasilan Sekolah Rakyat,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan kurikulum Multi Entry, Multi Exit (MEME) Sekolah Rakyat akan menggunakan sistem satuan kredit semester (SKS) seperti pada pembelajaran jenjang pendidikan tinggi.
Ia menerangkan sistem tersebut memungkinkan murid dapat langsung mengikuti muatan mata pelajaran atau program lebih banyak tanpa terkendala oleh peserta didik lain.
“Sistemnya kira-kira kalau secara sederhana itu seperti kuliah dengan sistem SKS, dimana murid tidak harus menempuh mata pelajaran dalam waktu yang sama, tetapi mungkin berbeda-beda satu dengan yang lainnya sesuai dengan tingkat kemampuannya,” imbuhnya.
Baca juga: Tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat cegah anak muda alami "brain rot"
Baca juga: Menteri PPPA minta anak lakukan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Meski menggunakan jenis kurikulum yang berbeda, Mu'ti menegaskan materi pelajaran di Sekolah Rakyat tetap disusun sebagaimana kurikulum yang ada di sekolah formal.
Ia mengatakan Kemendikdasmen akan berperan dalam menyediakan modul pembelajaran di setiap jenjang.
“Modul berisi materi-materi pembelajaran dimana murid dimungkinkan untuk dapat menyelesaikan modul itu berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,” katanya.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.