Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadil Zon mengatakan pendokumentasian berbagai tarian tradisional dalam bentuk buku bisa menjadi sumber referensi abadi dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
“Langkah ini akan menjadi sumber referensi abadi dan berkelanjutan bagi generasi mendatang dalam memahami kekayaan budaya bangsa,” ujar Menbud dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut ia sampaikan saat melakukan pertemuan dengan Andy F.Noya dan maestro Tari Lengger Rianto. Menbud juga mengapresiasi atas inisiasi keduanya untuk memperkuat posisi Lengger sebagai kekayaan budaya nasional.
Baca juga: Menari tradisional, remaja putri Indonesia tampil memukau di Chengdu
“Saya sangat mengapresiasi mas Andy dan mas Rianto. Keduanya adalah contoh nyata bagaimana pejalan kebudayaan diajarkan dengan semangat kolektif dan cinta Tanah Air sejalan dengan amanat UUD 1945 Pasal 32 Ayat (1),” ujarnya.
Sementara itu, Andy berharap agar gelaran “Banyumas Ngibing, 24 jam Menari” yang digelar di Banyumas bisa menjadi panggung ekspresi dan kontribusi para penari berbagai daerah di Indonesia.
“Lengger adalah aset bangsa, lewat gelaran ini kami ingin membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk mencintai dan melestarikan seluruh tarian di Indonesia termasuk Tari Lengger,” katanya.
Baca juga: Maestro seni Prof Bandem menari topeng di Festival Seni Nusantara
Maestro Lengger, Rianto menekankan pentingnya apresiasi dan penghargaan khusus bagi para maestro lokal yang telah lama berjuang menjaga tradisi.
“Banyak maestro lokal yang menyimpan pengetahuan mengenai berbagai tarian di Indonesia termasuk Lengger, yang hingga kini belum mendapatkan perhatian. Saya berharap melalui dukungan pemerintah, kita bisa memberikan atensi khusus terhadap para maestro lokal tersebut,” kata Rianto.
Baca juga: Ratusan siswa Yogyakarta menari kolosal di Pesta Kesenian Bali
Baca juga: 21 ribu pengunjung tercatat hadiri Festival Sulsel Menari
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025