Menag upayakan perkuat kerukunan manusia-alam lewat Trilogi Jilid II

2 months ago 11
Trilogi Jilid II juga memuat kurikulum cinta untuk membangun pendidikan agama yang menanamkan kasih sayang

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengupayakan penguatan kerukunan antara manusia dan alam lewat gagasan Trilogi Jilid II.

“Trilogi ini, pertama, moderasi beragama yang berfokus pada kerukunan antarumat manusia. Kedua, ekoteologi yang mendorong hubungan harmonis antara manusia dan alam,” ujar Menag, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Hal tersebut dia sampaikan saat bersilaturahim dengan ratusan tokoh agama Pondok Pesantren Al-Musaddadiyah, Garut, Jawa Barat, Rabu (16/7).

Selain kerukunan antarumat dan antara manusia dan lingkungan, Trilogi Jilid II juga memuat kurikulum cinta untuk membangun pendidikan agama yang menanamkan kasih sayang.

Baca juga: Menag minta ICMI bantu wujudkan trilogi kerukunan antarumat Indonesia

Menurut dia, dalam Trilogi Jilid II tersebut, fokusnya bukan lagi pada isi trilogi jilid pertama karena isu-isu internal dan antarumat beragama dinilai sudah tidak menjadi persoalan utama. Kini, menurutnya, perlu diperkuat adalah hubungan antarsesama umat manusia.

“Bagi kita yang memahami bahasa Arab, Allah tidak mengatakan ‘yaa ayyuhal muslimun’, tetapi ‘yaa banii Adam’. Tidak ada agama lain yang menggunakan istilah ‘banii Adam’. Siapa pun yang merasa anak cucu Adam, wajib kita muliakan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Menag juga menyoroti kerusakan lingkungan sebagai darurat kemanusiaan. Saat ini, menurut dia, perubahan iklim telah menyebabkan kematian jutaan orang pada setiap tahun, jauh melebihi korban akibat perang. Oleh karena itu, Menag mengajak pesantren dan umat beragama untuk mengintegrasikan kesadaran lingkungan ke dalam ajaran agama.

Baca juga: Menteri Agama kenalkan trilogi kerukunan jilid II soroti manusia-alam

“Kita perlu melakukan pembacaan ulang terhadap sumber-sumber keagamaan agar lebih kontekstual dengan kondisi bumi saat ini, serta membangun ekoteologi, yaitu teologi yang mengedepankan tanggung jawab terhadap lingkungan hidup,” ujarnya.

Menag juga menjelaskan bahwa secara etimologis, ekoteologi mengajarkan cara manusia tetap hidup sekaligus menjaga keberlangsungan alam. Bagi umat Islam, menghargai makhluk bukan hanya terbatas pada makhluk biologis seperti tumbuhan dan hewan.

Baca juga: Menag ajak perdalam agama guna tingkatkan kedamaian dan kemakmuran

Baca juga: Menag tegaskan alam bukan objek eksploitasi tapi mitra kehidupan

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |