Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut erupsi yang masih terjadi di Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur dipicu oleh suplai magma yang terus-menerus dari jalur lempeng tektonik.
Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Iing Kusnadi dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa aktivitas magmatik kedua gunung tersebut saling berkaitan karena berada dalam satu sistem jalur magma.
“Lewotobi sejak Desember 2023 hingga sekarang masih erupsi, dan Lewotolok di sebelahnya juga sama. Itu menandakan suplai magmanya masih terus keluar,” katanya.
Ia menuturkan pola suplai magma memengaruhi skala erupsi. Jika jalur magma tertutup, tekanan bisa meningkat sehingga menghasilkan erupsi besar, seperti letusan Lewotobi pada November 2024. Sebaliknya, bila jalur terbuka, erupsi cenderung eksplosif biasa.
Baca juga: Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi
Catatan dari Badan Geologi mendapati Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki periode erupsi 1-29 tahun, erupsi terpendek antara satu hingga tujuh tahun, dan ter lama 18 hingga 29 tahun.
Namun menariknya, kata dia, pada letusan 1997, aktivitasnya hanya berlangsung dua minggu tetapi cukup untuk meluluhlantakkan vegetasi di puncak gunung.
"Nah fenomena ini menunjukkan perlunya pemantauan intensif karena suplai magma yang terus berlangsung dapat menimbulkan letusan dengan skala variatif," cetusnya.
Dengan begitu, Badan Geologi menilai bahwa mitigasi bahaya erupsi gunung api harus dilakukan secara adaptif sesuai karakter gunung, bukan diseragamkan antarwilayah, dan masyarakat terus diingatkan untuk selalu memperhatikan rekomendasi teknis dari pos pengamatan gunung api serta tidak mengabaikan informasi resmi dari pemerintah.
Baca juga: Badan Geologi gandeng gereja sebarkan peringatan dini erupsi Lewotobi
Baca juga: Tetap waspada, ada 55 kali gempa letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.