Membatasi informasi soal demo bantu keluarga terhindar dari rasa stres

2 weeks ago 6

Jakarta (ANTARA) - Psikolog Klinis Anak dan Remaja lulusan Universitas Indonesia Gisella Tani Pratiwi, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa membatasi informasi soal demo yang berlanjut di beberapa wilayah akan membantu keluarga terhindar dari rasa stres dan merasa kewalahan.

"Supaya tidak stres dan kewalahan dengan informasi, tentu saja sangat penting untuk membatasi konsumsi informasi," kata Gisella saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) itu menyoroti bahwa banyak informasi seputar demo yang mengandung kekerasan, sehingga sangat rentan apabila anak, terutama remaja terlalu banyak menonton atau membaca berita tersebut.

Seluruh berita yang mengandung kekerasan berisiko membahayakan ataupun menyakiti kondisi keamanan anak baik secara fisik maupun psikologis.

Baca juga: Psikolog sebut perlu pilah-pilih berita untuk kejernihan berpikir

Oleh karenanya, akan lebih baik jika keluarga memilih waktu-waktu tertentu saja untuk melihat berita.

Keluarga, katanya, juga dianjurkan untuk memilih sumber informasi dari media-media dengan kredibilitasnya yang bisa dipercaya agar tidak terhasut oleh provokasi maupun berita bohong (hoaks). Misalnya, pendapat para ahli komunikasi maupun pakar sosial dan politik.

"Biasakan untuk tidak langsung percaya pada informasi yang diterima pertama kali. Jadi jika bisa, lakukan pemeriksaan ulang ke sumber lain, yang mengenai informasi tersebut, sehingga kita punya beberapa sumber yang bisa dipercaya," katanya.

Orang tua juga perlu membiasakan diri memeriksa informasi yang sedang diikuti oleh anak di rumah. Menurutnya, sangat penting untuk mengetahui dari mana sumber berita yang dilihat beserta dengan platform untuk mengakses informasi itu.

Gisella mengatakan orang tua juga harus menanyakan topik yang sedang dibicarakan oleh anak dan teman-temannya, disertai dengan meminta pendapat anak soal isu tersebut melalui diskusi bersama keluarga.

"Dari situ mungkin kita bisa cek sejauh mana pemahamannya dan hal-hal apa yang mungkin kita bisa kasih juga, informasi atau ide sumber informasi yang reliable," kata dia.

Dengan begitu anak-anak ataupun remaja mempunyai referensi yang jelas dan dapat dipercaya. Anak juga akan terbiasa mencari informasi melalui media yang kritis dan memiliki perspektif yang baik.

Baca juga: Psikolog sebut rehat dari ‘kebanjiran’ informasi itu wajar

Baca juga: Agar tak kewalahan di deras arus informasi

Baca juga: Demi kesehatan mental, sebaiknya perlu pilah informasi di media sosial

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |