Megawati tanam pohon bodhi di halaman Balairung UGM 

1 hour ago 2
Dalam sejarah, Buddha Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi. Bagi umat Hindu juga dianggap sebagai representasi dewa

Yogyakarta (ANTARA) - Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menanam pohon bodhi (Ficus religiosa) di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu.

Dengan mengenakan kemeja bergaris merah putih dan celana panjang merah marun, Ketua Umum PDI Perjuangan itu menanam pohon secara simbolis bersama Rektor UGM Prof Ova Emilia dengan menguruk tanah menggunakan sekop.

Usai kegiatan tersebut, Megawati yang hadir sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu mengunjungi sejumlah stan produk hasil penelitian UGM dan BRIN di selasar Balairung.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta menjelaskan pohon bodhi yang termasuk dalam family Moraceae itu dipilih karena sarat makna religius dan filosofis.

Baca juga: Kabupaten Kudus galakkan tanam pohon antisipasi bencana hidrologi

"Pohon ini spesial. Dalam sejarah, Buddha Gautama mencapai pencerahan di bawah pohon bodhi. Bagi umat Hindu juga dianggap sebagai representasi dewa," ujarnya.

Selain itu, kata dia, pohon bodhi memiliki manfaat ekologis yang besar.

Tanaman itu termasuk kategori "fast growing species" sehingga cepat tumbuh, rindang, dan berperan penting sebagai penyerap karbon.

"Dalam konteks sekarang ketika kita bicara perubahan iklim, penanaman pohon seperti bodhi ini sangat relevan karena simpanan karbonnya cukup besar," katanya.

Baca juga: Jakbar kembali tanam ratusan tanaman di Semanan

Ia menyebutkan, meski kayu pohon bodhi termasuk kelas ringan dan tidak banyak dimanfaatkan untuk konstruksi, nilai simbolis dan ekologisnya justru jauh lebih penting.

"Biasanya digunakan untuk kerajinan seperti topeng, tapi nilai religiusitas dan manfaat ekologinya lebih utama," ucapnya.

Lebih jauh, pohon yang mempunyai sebaran alami di Himalayas ke China Selatan (Yunnan), Vietnam, dan Thailand Utara itu juga dimaknai sebagai simbol keteguhan, kesabaran, perlindungan, dan kedermawanan.

"Umurnya bisa mencapai ratusan tahun, akarnya kuat, tajuknya besar, sehingga memberikan perlindungan dan manfaat yang luas," tutur Sigit.

Baca juga: Kemenag Jabar wajibkan tanam pohon bagi pasangan pra-nikah

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |