Malang (ANTARA) - Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) mengembangkan produk Kokoluks, yakni sirup berbahan dasar virgin coconut oil (VCO) yang dirancang sebagai alternatif sehat dari minuman manis berlebihan (surplus gula).
Salah satu anggota tim yang juga ketua kelompok, Azhar Ramadhan Sarita, mahasiswa Fisioterapi UMM, di Malang, Jawa Timur, Kamis, memaparkan proses awal lahirnya produk ini.
Ia menjelaskan ide pengembangan Kokoluks muncul pada akhir tahun 2024 dan mulai diformulasikan secara serius di awal 2025. “Kokoluks ini adalah sirup berbasis VCO, yang memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan energi, membantu program diet, menjaga kadar gula darah, hingga melawan radikal bebas, karena kandungan antioksidannya,” ujar Azhar.
Ia mengaku gagasan ini tidak muncul begitu saja. Latar belakang Azhar sebagai mahasiswa Fisioterapi turut memengaruhi pilihannya dalam menciptakan produk yang sehat dan fungsional.
Ia menyaksikan langsung dampak negatif konsumsi gula berlebih terhadap pasien. Karena itulah, bersama timnya, Azhar berusaha merancang sirup yang tetap lezat, namun rendah risiko bagi kesehatan. Mereka mengganti gula berlebih dengan pemanis alami seperti eritritol yang lebih aman dikonsumsi.
“VCO mengandung asam laurat yang membantu melawan virus, bakteri, dan jamur. Lemak sehatnya juga cepat diubah menjadi energi, cocok untuk pelaku diet keto maupun clean eating. Selain itu, bisa meningkatkan kolesterol baik, memperlambat penuaan sel, dan membantu mengontrol nafsu makan,” ujarnya.
Baca juga: UIN KHAS Jember jalin kemitraan dengan Australia perkuat akademik
Saat ini, Kokoluks telah memasuki tahap uji coba awal. Produk fisiknya sudah tersedia dan diproduksi dalam skala kecil untuk keperluan penelitian. Namun, proses uji laboratorium masih berlangsung sebagai syarat untuk kelayakan edar.
“Formulanya sudah fix. Kami tinggal menunggu hasil uji laboratorium. Ketika sudah lolos, rencananya diproduksi massal dan dipasarkan ke masyarakat,” ujarnya.
Tidak hanya berhenti pada ide dan formulasi, proses produksi Kokoluks juga mengikuti tahapan yang terstruktur secara ilmiah. Ia menyebutkan bahwa mulai dari sterilisasi alat, pembuatan fase air dan minyak, penggabungan emulsi, hingga pengemasan, semuanya dilakukan secara higienis dan sistematis.
Meski begitu, perjalanan pengembangan Kokoluks tidak berjalan tanpa hambatan. Dengan tim yang hanya beranggotakan tiga orang, mereka harus pintar membagi waktu di tengah kesibukan akademik.
Kesulitan mereka ada pada manajemen waktu, karena mereka tengah banyak mengikuti kegiatan akademik. Meski demikian, Azhar dan tim tetap optimistis bahwa produk ini akan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Tim PKM ini ingin menjadikan Kokoluks sebagai bagian dari gaya hidup baru yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya kandungan dalam makanan maupun minuman. “Kami ingin mendorong masyarakat untuk memilih minuman alami dan tidak lagi tergantung pada produk tinggi gula atau fast food,” ujarnya.
Baca juga: UI kampanyekan inhaler herbal, gantikan vape di kalangan anak muda
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.