Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia Ma’ruf Amin menyoroti adanya kabar negatif yang muncul dari lingkungan pesantren seperti kekerasan seksual dan khawatir hal itu bakal mengganggu kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan Islam tersebut.
"Sekarang ini ada framing-framing buruk terhadap pesantren, memuat kekerasan dan pelecehan seksual, sehingga ini bisa meragukan masyarakat. Padahal itu hanya satu (atau) dua pesantren. Dan itu bukan pesantren betul," ujar Ma'ruf Amin di Ponpes Asshiddiqiyah, Jakarta, Rabu.
Ma'ruf Amin khawatir kabar tersebut sengaja dikipas-kipasi atau dibesar-besarkan untuk membuat stigma atau framing negatif pesantren. Ujungnya, masyarakat menjadi takut memasukkan anaknya ke pesantren.
Padahal, kata dia, kasus yang terjadi tidak berada di lingkungan pesantren-pesantren yang autentik dan didirikan oleh para kiai.
Menurut Ma'ruf Amin, pesantren memiliki sejarah panjang dalam kontribusinya terhadap bangsa, termasuk dalam perjuangan kemerdekaan hingga melahirkan banyak tokoh penting di berbagai sektor pemerintahan.
"Pesantren telah melahirkan banyak tokoh, mulai dari menteri, bupati, hingga wakil presiden. Ini adalah lembaga pendidikan yang sudah terbukti kredibilitas dan kontribusinya," kata dia.
Baca juga: Zulkifli Hasan minta ponpes perkuat pemberdayaan ekonomi umat
Ia juga menyoroti munculnya lembaga-lembaga yang mengatasnamakan pesantren namun tidak memiliki identitas dan silsilah keilmuan yang jelas. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak oleh pihak-pihak yang ingin merusak citra pesantren.
"Banyak yang kaget, tiba-tiba ada pesantren seperti itu. Bahkan ada yang curiga, jangan-jangan ini sengaja dibuat untuk merusak reputasi pesantren," kata Ma’ruf Amin.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia mendorong adanya pembentukan lembaga pengawasan khusus yang bertugas memonitor dan memverifikasi pesantren-pesantren yang ada di Indonesia.
"Kita usulkan ada lembaga pengawasan. Tujuannya untuk memantau dan mendeteksi lebih awal, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap gerakan "Ayo Mondok" yang diinisiasi oleh para kiai dan gus-gus. Gerakan ini dinilai penting dalam menggairahkan kembali minat generasi muda untuk menimba ilmu di pesantren yang kredibel.
"Semua pesantren yang tergabung dalam gerakan ini adalah pesantren yang sudah terpercaya dan memiliki kontribusi nyata, seperti Pesantren Langitan yang usianya sudah dua abad," kata dia.
Ma'ruf Amin berharap masyarakat tidak terpengaruh oleh isu negatif yang menyesatkan dan tetap mempercayai pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berperan besar dalam pembangunan bangsa, baik secara spiritual maupun sosial.
Baca juga: Menag ajak santri teladani ulama terdahulu yang mampu bangun peradaban
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.