Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sebanyak lima keluarga di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat menjadi korban terdampak angin kencang yang dipicu oleh adanya bibit siklon tropis dan gelombang atmosfer.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa kelima keluarga terdampak tersebut terdiri atas 15 orang jiwa yang rumah mereka rusak karena angin kencang.
Kendati demikian, BNPB belum melaporkan secara rinci bagaimana kondisi para korban tersebut saat ini karena masih dalam proses asesmen oleh tim petugas gabungan di lapangan.
Untuk dampak kerusakan, kata dia, berdasarkan laporan dari tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Bima diketahui bahwa di Desa Mandala, Kecamatan Wera ada sebanyak dua unit rumah warga yang dilaporkan rusak berat karena terpaan angin kencang dan tiga rumah rusak berat-sedang di Desa Pandai, Kecamatan Woha.
Baca juga: Bibit siklon tropis dan gelombang atmosfer picu angin kencang di NTB
Baca juga: BBMKG: Siklon Tropis Sean picu hujan sedang -lebat di sejumlah daerah
BNPB mengimbau masyarakat di NTB, khususnya Kabupaten Bima untuk meningkatkan kewaspadaan bencana susulan. Hal ini diketahui sebagaimana hasil analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingat cuaca di wilayah itu masih berpotensi dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
BMKG sebelumnya melaporkan keberadaan tiga bibit siklon tropis dan gelombang atmosfer yang aktif telah menimbulkan angin kencang di NTB pada Sabtu-Minggu (2/2).
BMKG mendeteksi posisi bibit siklon tropis 96P di sebelah utara Australia, bibit siklon tropis 90S di Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat, bibit siklon tropis 99S di Samudra Hindia sebelah selatan Banten, serta aktifnya gelombang atmosfer di provinsi ini.
Hingga 6 Februari 2025, BMKG memprakirakan NTB masih berpotensi mengalami angin kencang dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025