Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Syafii bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro memperjuangkan siswa berprestasi yang mengalami kendala saat mendaftarkan diri dalam Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
"Setiap madrasah harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan proses seleksi masuk perguruan tinggi bagi siswanya," ujar Romo Syafii dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Ketua Komisi X nilai perlu pendampingan untuk SNBP yang lebih baik
Sistem SNBP telah ditutup pada tanggal 31 Januari 2025, namun, Tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) telah memberikan kesempatan kepada sekolah yang belum melakukan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk menyelesaikannya hingga hari ini, Sabtu, (8/2) pukul 04.00 WIB.
Pertemuan Wamenag dan Mendiktisaintek juga membahas berbagai solusi untuk mengevaluasi berbagai kendala yang dihadapi madrasah dalam pelaksanaan SNBP 2025.
"Kita harus terus membersamai mereka dalam menghadapi masalah ini, karena mereka anak anak hebat yang harus kita perjuangkan. Saya bersama Direktorat Pendidikan Islam akan terus berupaya mencari solusi terbaik bagi seluruh siswa madrasah, salah satunya menjalin komunikasi dengan Kemendiktisaintek," ujar Wamenag.
Baca juga: Komisi X-Kemendiktisaintek rapat pekan depan bahas polemik daftar SNBP
Dalam pertemuan tersebut, Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan pihaknya terus mencari solusi terbaik atas permasalahan finalisasi PDSS karena menyangkut kepentingan banyak pihak, termasuk para siswa berprestasi.
"Kami berupaya mencari solusi terbaik dalam permasalahan ini dan sepakat bahwa kepentingan siswa berprestasi harus kita perjuangkan. Saya mengimbau kepada seluruh kepala madrasah dan jajarannya agar untuk saat ini terus mendampingi seluruh siswa berprestasi ini," katanya.
Baca juga: Panitia SNPMB beri kesempatan finalisasi PDSS hingga Jumat ini
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025