Jakarta (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mempertegas komitmennya pada Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) di wilayah Cilacap, Jawa Tengah, yang dibuktikan dengan keikutsertaan pada rangkaian Festival Teknologi Tepat Guna di Cilacap beberapa waktu yang lalu.
Selaras tema peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun ini ‘Hentikan Polusi Plastik’, KPI Cilacap membina program Masyarakat Mandiri Kutawaru (Mamaku) sebagai pemberdayaan masyarakat berbasis pengelolaan sampah, dan didorong dengan Bank Sampah Abhipraya yang dilengkapi pembangkit listrik tenaga surya hybrid berkapasitas 6.600 Wp, menjadikan seluruh proses berjalan secara mandiri dan efisien.
Program ini lahir dari pemetaan sosial yang mengidentifikasi minimnya fasilitas pembuangan sampah serta urgensi solusi berkelanjutan di kawasan pesisir yang dikelilingi Sungai Bengawan Donan.
"Program ini mampu mereduksi hingga lima ton sampah organik per tahun dan meningkatkan pendapatan kelompok hingga Rp 3,5 juta per bulan," kata Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen melalui keterangan di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kilang Pertamina Internasional topang kemandirian energi
Selain dampak ekonomi, jelas Hermansyah, program ini juga aktif dalam edukasi lingkungan bagi siswa sekolah dasar dan masyarakat umum.
Ia melanjutkan, produk-produk hasil daur ulang dipasarkan melalui Warung Sampah Abhipraya yang menjadi simpul ekonomi sirkular masyarakat.
Di samping itu, terdapat pula mitra binaan lainnya terdapat di Desa Mrenek, Kecamatan Maos. Di lokasi ini, KPI terdapat program pemberdayaan diantaranya prototipe Kalijaran Masyarakat Pengelola Pertanian Berkelanjutan (Mapan), miniatur Kalijaran Mapan, beras merah, telor bebek, sayur hidroponik, dan batako dari limbah plastik.
"Program-program ini dirancang untuk menjawab tantangan lingkungan sekaligus memperkuat peran aktif masyarakat dalam membangun desa tangguh dan ramah lingkungan," kata Hermansyah.
Baca juga: Kilang Pertamina optimalkan program TJSL untuk berdayakan masyarakat
Dia menegaskan program TJSL bukan sekadar kepedulian perusahaan, tetapi merupakan strategi jangka panjang KPI mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.
"Kami percaya keberhasilan operasional harus berdampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Inisiatif berbasis komunitas seperti ini menciptakan nilai bersama yang akan bertahan jauh lebih lama dari sekadar program CSR biasa," ujar Hermansyah.
Terkait hal tersebut, Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya menyampaikan apresiasinya atas kontribusi KPI dalam program TJSL tersebut.
"Kami menyambut baik keterlibatan KPI mendorong masyarakat menjadi aktor utama perubahan. Program-program seperti Mamaku di Kutawaru dan Mapan di Kalijaran membuktikan bahwa keberlanjutan bisa dibangun dari desa, dan Cilacap punya potensi besar untuk menjadi pelopornya," ucap Ammy.
Baca juga: Kilang Pertamina terapkan budaya kerja positif untuk kelola SDM
Diketahui, Program-program KPI yang dijalankan di Cilacap ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDGs 7 – Energi Bersih dan Terjangkau, serta SDGs 12 - Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, dengan mendorong pemanfaatan energi terbarukan, pengelolaan sampah terpadu, dan pola produksi yang berkelanjutan berbasis masyarakat.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025