Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta August Hamonangan menuturkan upaya PAM Jaya untuk menekan kebocoran air atau non-revenue water (NRW) yang saat ini sudah berada di bawah angka 46 persen perlu mendapat dukungan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
"Perusahaan sudah berupaya keras untuk menjaga kebutuhan air tetap berjalan. Mereka harus terus memastikan warga sebagai konsumen bisa terlayani dengan baik," kata August di Jakarta, Rabu.
Baca juga: PAM Jaya fokus kejar cakupan air minum 100 persen di Jakarta
Menurut dia, berbagai langkah yang dilakukan perusahaan milik daerah itu dalam merespons laporan masyarakat patut diapresiasi, meskipun perbaikan berkelanjutan tetap harus diutamakan.
August menjelaskan respons BUMD penyedia layanan air berubah sejauh ini berjalan dengan cukup baik. Laporan kebocoran atau permasalahan air juga direspon dengan turunnya tim teknis untuk menyelesaikan kendala di lapangan.
Bahkan jika penanganan di tingkat awal belum maksimal, selalu ada bantuan lanjut yang turun hingga perbaikan jaringan selesai dilakukan.
August juga menekankan bahwa meskipun capaian perusahaan sudah cukup positif, tantangan untuk mempertahankan kepuasan konsumen harus menjadi perhatian utama.
Baca juga: Legislator minta pengamanan objek vital milik PAM Jaya ditingkatkan
"Walaupun berbagai program dan konsep sudah dilakukan jangan sampai berpuas diri. Yang paling dijaga itu tingkat kepuasan konsumen. Tanpa kepuasan konsumen sebagai pemakai air yang merasakan langsung dampaknya, semua usaha akan sia-sia," kata dia.
Ia mengapresiasi langkah-langkah PAM Jaya yang telah bekerja keras untuk menjaga pasokan air bagi warga Jakarta, baik melalui perbaikan jaringan distribusi maupun program-program peningkatan efisiensi.
Dengan berbagai dukungan yang diberikan, DPRD berharap perusahaan daerah itu dapat semakin optimal dalam menekan angka NRW dan memastikan layanan air bersih dapat dinikmati oleh seluruh warga Jakarta secara merata.
Diketahui PAM Jaya menargetkan tingkat kebocoran air (NRW) akan turun hingga ke angka 30 persen pada 2030. Saat ini tingkat NRW berada di angka 46 persen.
Baca juga: Terdapat 46 ribu sambungan air bersih baru pada 2024
Direktur Utama PAM Jaya Arif Nasrudin mengatakan penyebab tingkat kebocoran tinggi adalah usia pipa-pipa di Jakarta yang sudah tua.
Ia menjelaskan masih banyak pipa-pipa di Jakarta yang berusia satu abad untuk itu perlu investasi yang sangat besar dengan proses perbaikan yang cukup lama serta dapat berdampak luas pada aktivitas masyarakat guna memperbaiki pipa-pipa tersebut.
Untuk itu, upaya yang dilakukan antara lain dengan fokus menangani kebocoran per wilayah. Misalnya tahun ini fokus memperbaiki pipa di enam wilayah yang memiliki tingkat kebocoran besar seperti di Asem Baris, Kampung Melayu, Abdul Wahab, Kebon Jeruk, Pulomas, dan Duren Sawit.
"Di Kampung Melayu misalnya, angka NRW-nya bisa 79 persen. Besar sekali. Tapi kalau enam wilayah ini beres, kontribusinya mungkin 1 persen untuk keseluruhan total se-Jakarta. Makanya kami secara bertahap menangani secara bottom-up (dari bawah ke atas)," kata Arief.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025