Jakarta (ANTARA) - Warga di Jalan Kapuk Muara Utara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara mengeluhkan penumpukan sampah di Tempat Pemungutan Sampah (TPS) yang diduga liar di sebuah lokasi bekas rawa di jalan tersebut.
"Tentu sampah ini sangat mengganggu dan saya khawatir dengan kesehatan keluarga," kata salah satu warga, Deri (bukan nama sebenarnya) di Jakarta, Jumat.
Deri yang tinggal tak jauh dari lokasi TPS itu mengungkapkan bahwa sampah yang menumpuk di lokasi tersebut bukan berasal dari warga setempat, tetapi sampah dari pusat perbelanjaan dan hotel.
Baca juga: Pemkot Jakbar: Pembersihan Kolong Tol Angke dituntaskan hari ini
Dia menduga bahwa TPS itu tidak berizin karena keberadaan tempat tersebut tidak ada plang nama atau lainnya.
"Saya kurang paham, tapi kayaknya TPS liar dan TPS liar itu sudah berdiri sekitar tiga tahun," kata Deri.
Menurut dia, warga sudah berulang kali melakukan protes karena terganggu, tapi sudah beberapa kali lapor, tak kunjung ada ada tanggapan.
"Bau menyengat, jalan jadi rusak hingga banyak lalat hijau di lokasi tersebut membuat kondisi tak nyaman," keluhnya.
Baca juga: Ribuan petugas kebersihan disiagakan di kawasan strategis Jakarta
Berdasarkan pantauan dari lokasi, sampah yang menumpuk di TPS yang diduga liar itu mengeluarkan bau yang menyengat.
Selain itu, akses jalan tanah yang harusnya dapat dilalui warga jadi hancur dan becek, sehingga membuat akses warga dari luar ke dalam pun menjadi terganggu.
Sampah yang menggunung sudah terlihat dengan jelas dari jarak 800 meter dengan ketinggian mencapai tiga meter. Area TPS liar ini dikelilingi pagar seng.
Sampah-sampah yang berada di lokasi itu beragam mulai dari sampah jenis plastik hingga bekas makanan yang mengeluarkan air dan bau busuk.
Baca juga: Sudin LH angkut 1,5 ton sampah di pantai dan laut Pulau Pramuka
"Mau bagaimana ya, sampah emang bau tapi saya di sini juga cari hidup," kata salah satu pedagang di sekitar lokasi, Edi.
Ia mengatakan dirinya dan keluarga memang merantau ke kawasan tersebut dan berdagang di lokasi pergudangan dan pemukiman warga itu.
"Saya ke sini cari hidup, mau tidak mau saya harus terima. Saya tidak tau itu punya siapa, tapi ada petugas yang bekerja setiap harinya di tumpukan sampah itu," kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025