Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia mendorong pengusaha industri lokal memanfaatkan kesepakatan tarif resiprokal Amerika Serikat yang turun menjadi 19 persen dari semula 32 persen.
“Tarif AS diharapkan dapat memacu daya saing produk manufaktur domestik di pasar ekspor,” kata Chusnunia dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.
Dia mendorong hal itu menyusul peningkatan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Juli 2025 yang menunjukkan tren positif di angka 52,89 poin. Angka tersebut meningkat dari bulan Juni yang berada di angka 51,84.
Menurut Chusnunia, meningkatnya IKI turut dipengaruhi juga dengan meningkatnya Indeks Kepercayaan Konsumen.
“Hal tersebut menunjukkan bahwa iklim usaha dalam negeri menunjukkan tren membaik, demikian juga dengan persentase optimisme dunia usaha pun meningkat jika dibandingkan sebelumnya,” ujar Chusnunia.
Ia berharap situasi tersebut membawa optimisme di tengah situasi ketidakpastian global dan pelemahan ekonomi di negara mitra dagang seperti AS, Eropa, Jepang, dan China.
Di sisi lain, Komisi VII DPR RI terus mendorong pemerintah untuk menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menyambut peluang besar dari kesepakatan dagang Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) dan kerja sama Indonesia-AS.
Dalam hal ini, Chusnunia mengingatkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bahwa industri dalam negeri masih menghadapi sejumlah tantangan seperti banyaknya produk impor dari China.
“Kemenperin harus terus memperkuat proteksi industri melalui penerapan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan pembatasan impor selektif dalam rangka melindungi industri dan tenaga kerja kita,” ucapnya.
Sebelumnya, Kemenperin mencatat IKI bulan Juli 2025 tetap berada di fase ekspansif, yakni di angka 52,89 poin atau meningkat 1,05 poin dibanding bulan lalu yang sebesar 51,84 poin.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (31/7), mengatakan bahwa capaian tersebut mencerminkan ketangguhan sektor industri di tengah ketidakpastian global.
Dijelaskannya, kenaikan IKI bulan Juli didorong oleh peningkatan seluruh variabel pembentuknya, yakni indeks pesanan naik ke 54,40, persediaan produk ke 54,99, dan produksi ke angka 48,99 poin.
Dari sisi pasar, baik ekspor maupun domestik, mencatatkan ekspansi. IKI ekspor pada bulan Juli 2025 mencapai 53,35, meningkat 1,16 poin dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 52,19 poin.
Menurut Febri, peningkatan IKI pada Juli juga turut ditopang oleh Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK yang naik menjadi 117,8 poin.
Baca juga: Airlangga sebut tarif AS 19 persen mulai berlaku 7 Agustus 2025
Baca juga: RI bakal bebas tarif ekspor 1 juta ton CPO ke Uni Eropa
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.